Lebih dari 180 perusahaan di dunia menguji coba sistem kerja 4 hari dalam seminggu. Uji coba ini berlangsung 6 bulan dan melibatkan ribuan karyawan.

Chief Strategy Officer di Kickstarter, Jon Leland menyebut efektivitas kerja 4 hari cukup positif. Meski jam kerja berkurang produktivitas tidak terganggu.

“Ada banyak bukti Kickstarter bisa transisi ke konsep kerja 4 hari dalam seminggu sambil tetap meningkatkan produktivitas,” katanya, dikutip dari CNN, Selasa (11/10/2022).

Jon berpendapat, sistem kerja mulai berubah sejak pandemi. Kerja remote sering diterapkan dan para karyawan lebih bahagia saat berada di rumah. Alasan itulah yang membuat Kickstarter mencoba sistem kerja 4 hari.

Yang menarik dari sistem ini, karyawan tetap dibayar full meski jam kerjanya berkurang. Dan dengan waktu kerja yang lebih sedikit mereka bisa fokus meningkatkan produktivitas.

Meski demikian, transisi ke konsep kerja yang lebih singkat bukannya tanpa tantangan. Hal ini disampaikan Samantha Losey, Managing Director di Unity, perusahaan yang membantu strategi brand komunikasi.

“6 minggu pertama uji coba ini sangat sulit. Di minggu pertama saya mulai berpikir, apa yang telah saya lakukan. Apakah saya akan menghancurkan bisnis ini?,” ungkapnya.

Namun masa-masa sulit itu terlalui. Unity telah melakukan uji coba kerja 4 hari dan memberikan hasil positif.

“Kita bekerja sangat luar biasa sekarang. 4 bulan kita jalan bersama-sama, karyawan lebih fresh karena otak mereka kini dipakai di tempat kerja 4 hari saja,” imbuhnya.

Menurut Ekonom yang juga profesor di bidang sosiologi Juliet Schor, sistem kerja yang lebih singkat sudah populer sejak 1990-an. Orang-orang mulai berbicara tentang life balance dan mengurangi tingkat stress.

“Menariknya lagi tidak ada pengurangan gaji. Semua karyawan tetap dibayar dengan sistem kerja 5 hari. Dengan waktu kerja yang berkurang, karyawan bisa fokus meningkatkan produktivitas,” ungkap Juliet.

Editor: HER

Sumber: detikfinance