Delapan kapal perang Rusia dan China dilaporkan terlihat berlayar mengelilingi perairan dekat Jepang pekan ini.

Kementerian Pertahanan Jepang mengatakan angkatan bersenjatanya terus memantau ketat pergerakan lima kapal perang Rusia yang dipimpin oleh kapal perusak anti-kapal selam itu. Armada kapal perang Rusia ini berlayar melalui Selat Tsushima yang memisahkan Jepang dan Korea Selatan.

Melalui pernyataan pada Rabu (22/6), Kemhan Jepang menuturkan lima kapal perang Rusia itu telah berada di dekat pulau-pulau Jepang selama sepekan, mulai dari Hokkaido di utara hingga Okinawa di selatan.

Sementara itu, setidaknya dua kapal perang China dan sebuah kapal kargo militer telrihat berada di Kepulauan Izu, sekitar 500 kilometer selatan Ibu Kota Tokyo.

Salah satu kapal China itu adalah Lhasa, kapal perusak rudal berpemandu Tipe 55 yang menjadi salah satu kapal permukaan paling kuat milik Negeri Ginseng.

Kemhan Jepang mengatakan armada kapal perang China itu telah beroperasi di perairan dekat Jepang sejak 12 Juni.

“Ini adalah unjuk kekuatan yang jelas dari Rusia dan China,” kata profesor ilmu politik di Temple University, Tokyo, James Brown.

“Kegiatan ini merupakan kekhawatiran besar bagi Jepang. Paling tidak, melacak pergerakan pasukan militer Rusia dan China merupakan beban pada sumber daya Pasukan Bela Diri Jepang,” paparnya menambahkan seperti dikutip CNN.

Tidak ada klaim dari Jepang jika armada kapal perang Rusia dan China ini saling berkoordinasi selama berada di perairan dekat negaranya.

Ini juga bukan pertama kalinya kapal perang kedua negara itu mendekati wilayah Jepang. Oktober lalu, 10 kapal perang Rusia dan China berpartisipasi dalam latihan bersama.

Saat itu, 10 kapal perang Rusia-China mengelilingi sebagian besar kepulauan Jepang selama latihan berlangsung.

Baru-baru ini, Angkatan Udara China-Rusia melakukan patroli udara strategis bersama di atas Laut Jepang, Laut China Timur, dan Laut China Barat ketika Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida menjamu pertemuan puncak pemimpin Amerika Serikat, Australia dan India di Tokyo.

Di KTT Tokyo itulah. Presiden Joe Biden mengatakan Amerika Serikat akan campur tangan secara militer jika China mencoba mengambil Taiwan dengan paksa.

Gedung Putih kemudian menarik kembali komentar itu, tetapi AS mempertahankan kehadiran militer yang kuat di Jepang.

“Beijing marah dengan pernyataan Jepang mengenai keamanan Taiwan, yang dianggap Partai Komunis China sebagai masalah domestik,” kata Brown.

Editor: ARON
Sumber: cnnindonesia