Gubernur Kepulauan Riau H. Ansar Ahmad akhirnya angkat bicara mengenai kasus tewasnya 21 orang TKI ilegal yang tenggelam di perairan Johor Bahru, Malaysia, 15 Desember lalu.

Sejauh ini polisi sudah menetapkan 4 orang sebagai tersangka dan 13 diantaranya masih ditahan otoritas Malaysia. Diperkirakan 30 orang TKI lainnya masih dinyatakan hilang.

Ansar mengaku ikut berduka atas dan meminta agar para keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan. Dia juga berharap para korban lainnya yang masih hilang bisa segera ditemukan.

Tidak hanya itu, mantan Bupati Bintan ini juga meminta agar para pelaku dihukum seberat-beratnya karena telah mengambil keuntungan pribadi. Apalagi kasus ini secara tidak langsung telah melibatkan wilayah Kepulauan Riau.

“Bayangkan saja, mereka semua berangkat dengan penuh pengharapan, begitu juga keluarga yang ditinggalkan. Tapi justru pulang-pulang tinggal nama. Bagi siapapun yang punya hati nurani, kasus ini memilukan sekali. Saya minta agar siapa saja yang terlibat dihukum seberat-beratnya untuk memberikan erek jera,” tegas Gubernur Ansar.

Mantan anggota Komisi V DPR RI ini juga sangat yakin jika kasus human trafficking seperti ini merupakan sindikat dengan jaringan yang luas. Dirinya memohon agar aparat penegak hukum terus mengerjar pelaku-pelaku yang lainnya.

“Terima Kasih Kepada aparat yang sudah bertindak cepat. Kita berharap pelaku-pelaku yang lainnya segera ditangkap. Dan ke depannya kasus-kasus seperti ini tidak terulang,” harapnya.

Gubernur Ansar juga meminta aparat lebih intens lagi melakukan patroli, guna mencegah agar hal serupa tidak terjadi lagi.

“Terus tingkatkan partoli dalam rangka pencegahan tindakan serupa, agar jangan sampai terjadi lagi,” pintanya.

Penyelidikan sementara menyebutkan, tersangka merekrut seluruh TKI ini dari agen-gen dari berbagai daerah. Setelah terkumpul kemudian dikirim ke Batam dan selanjutnya dibawa ke Bintan.

Editor: DWIK