Apa itu kolorektal (usus besar/kolon dan atau rektum)?

Pengertian penyakit kanker kolorektal menurut Kemenkes RI dalam Panduan Penatalaksanaan Kanker Kolorektal adalah kanker yang berasal dari usus besar (kolon/colon) dan rektum. Maksudnya, kanker bisa berawal dari usus besar saja atau menyebar hingga ke rektum, maupun sebaliknya.

Berdasarkan pengertian tersebut, jenis kanker ini sering disebut kanker usus besar (kolon) atau kanker rektum, tergantung bagian mana sel-selnya yang mengalami fungsi abnormal.

Kolon sendiri merupakan bagian terpanjang dari usus besar, yang berfungsi untuk menyerap cairan dan memproses limbah tubuh berupa feses. Sementara, rektum adalah bagian kecil paling akhir dari usus besar sebelum anus, bertugas sebagai tempat penyimpanan feses sementara.

Kanker kolorektal memiliki beberapa jenis, meliputi:

  • Adenokarsinoma. Hampir 96% kanker kolorektal yang paling umum menyerang adalah jenis ini. Kanker ini berasal dari sel yang menghasilkan lendir untuk melumasi bagian dalam kolon dan anus.
  • Tumor karsinoid. Jenis kanker yang menyerang sel-sel pembuat hormon di usus.
  • Tumor stroma gastrointestinal (GIST). Jenis kanker yang menyerang sel-sel khusus dinding kolon yang disebut interstitial Cajal.
  • Limfoma. Jenis kanker yang menyerang dari kelenjar getah bening di kolon maupun rektum.
  • Sarkoma. Jenis kanker yang berawal dari pembuluh darah, lapisan otot, maupun jaringan ikat di kolon maupun rektum.

Seberapa umumkah penyakit ini?

Kanker kolorektal (usus besar dan rektum) adalah penyakit yang bisa menyerang usia muda dan tua, meskipun lebih sering terdeteksi pada orang yang berusia 50 tahun ke atas.

Menurut Kemenkes RI, data Riskesdas menunjukkan prevalensi kanker di Indonesia tahun 2018 menjadi 1,79 per 1000 penduduk, dengan kanker kolorektal sebagai jenis kanker terbanyak keenam, dikutip dari Globocan tahun 2018.

Pada tahun tersebut juga tercatat 15.245 dan 14.112 kasus baru dari kanker usus besar dan kanker rektum. Dengan angka kematian kanker usus besar mencapai 9.207 jiwa dan kanker rektum sebesar 6.827 jiwa.

Apa saja tanda dan gejala kanker kolorektal (usus besar/kolon dan atau rektum)?

Pada tahap awal pertumbuhan kanker, orang yang memiliki kanker kolorektal biasanya tidak merasakan gejala apa pun. Gejala umumnya akan muncul ketika kanker sudah naik ke tahap lanjut.

Karena kanker ini bisa menyerang usus besar maupun rektum, sehingga memungkinkan seseorang merasakan gejala yang berbeda.

Gejala kanker kolorektal yang menyerang usus besar (kolon) dan rektum adalah:

  • Diare atau sembelit terus-menerus atau keduanya secara bergantian, namun persisten.
  • Terjadi perdarahan di anus sehingga ada darah di feses.
  • Perut terasa nyeri seperti ditusuk-tusuk jarum.
  • Perut selalu terasa penuh dan mudah kenyang.
  • Tubuh lemah dan berat badan menurun tanpa alasan yang jelas.

Tingkat keparahan gejala kanker juga berbeda-beda, tergantung seberapa luas sel kanker menyebar. Gejala parah mungkin dirasakan pada orang yang bagian kolon dan rektumnya telah terserang kanker.

Kapan harus periksa ke dokter?

Gejala kanker kolorektal memang hampir serupa dengan masalah kesehatan yang menyerang sistem pencernaan. Guna membedakannya, Anda bisa mengamati berapa lama gejala tersebut muncul.

Jika sudah lebih dari 2 minggu, segera lakukan pemeriksaan ke dokter. Terutama gejala BAB berdarah. Pasalnya, gejala kanker tidak akan membaik dengan sendirinya atau dengan pengobatan rumahan.

Apa penyebab kanker kolorektal (usus besar/kolon dan atau rektum)?

Penyebab kanker kolorektal (usus besar/kolon dan atau rektum) tidak diketahui secara pasti. Namun secara umum, pertumbuhan kanker dimulai ketika sel-sel sehat di dalam usus mengalami perubahan mutasi dalam DNA.

Mutasi tersebut membuat sel yang seharusnya membelah secara teratur menjadi abnormal. Sel ini tidak mati, sekalipun sel tidak dibutuhkan. Seiring waktu, akan terjadi penumpukan yang membentuk tumor.

Kanker kolorektal juga bisa terbentuk dari polip (pertumbuhan abnormal) pada lapisan kolon atau rektum. Beberapa polip selama bertahun-tahun dapat berubah menjadi kanker, paling sering jenis polip adenomatosa, polip hiperplastik, dan polip inflamasi yang berukuran lebih dari 1 cm.

Polip yang berubah menjadi kanker kolorektal dapat menyebar (metastatis) dari lapisan paling dalam (mukosa), tumbuh keluar, dan akhirnya menyerang semua lapisan. Bila sel kanker berada di dinding usus, kanker dapat merembet ke pembuluh darah dan pembuluh getah bening.

Apa yang meningkatkan risiko saya untuk terkena kanker kolorektal (usus besar/kolon dan atau rektum)?

Meski penyebab kanker yang menyerang kolon dan atau rektum ini tidak diketahui secara pasti, beberapa faktor dapat meningkatkan risiko penyakit ini, di antaranya:

  • Usia

Jenis kanker ini bisa terjadi pada usia berapa pun, tapi cenderung lebih sering terjadi pada orang yang berusia 50 tahun ke atas.

  • Keturunan

Orang yang memiliki anggota keluarga dengan penyakit kanker usus maupun polip usus, berisiko mengembangkan penyakit serupa.

  • Ada peradangan di usus

Memiliki masalah kesehatan yang menyebabkan peradangan di usus, seperti penyakit Crohn dan kolitis ulserativa meningkatkan risiko berkembangnya kanker.

  • Terdapat sindrom yang mempengaruhi usus besar

Sindrom Lynch atau poliposis adenomatosa familial (FAP) dapat menyebabkan masalah mutasi gen yang bisa memicu kanker.

  • Diet rendah serat, tapi tinggi lemak

Diet yang fokus pada daging merah dan olahan namun sedikit sayur atau buah ini bisa meningkatkan risiko kanker pada usus.

  • Obesitas dan diabetes

Berat badan berlebihan dan masalah pada insulin di dalam tubuh bisa meningkatkan risiko kanker kolon.

  • Gaya hidup buruk

Malas gerak, merokok, dan banyak minum alkohol bisa memicu kerja sel-sel tubuh tidak teratur, sehingga meningkatkan risiko kanker.

Editor: ARON
Sumber: hellosehat