Sekitar 11 ribu penerbangan di seluruh dunia dibatalkan dan puluhan ribu lainnya ditunda, sejak Jumat (24/12). Beberapa maskapai mengatakan itu terkait kasus Virus Corona varian Omicron yang juga menerpa para staf.

Situs pelacak penerbangan FlightAware merinci sekitar 2.800 penerbangan di antaranya dibatalkan pada Senin (27/12), dengan 1.000 penerbangan di antaranya keluar-masuk Amerika Serikat.

Secara global, maskapai membatalkan lebih dari 6.000 penerbangan pada malam Natal (24/12), pada hari Natal (25/12), dan sehari setelah Natal (26/12).

Khusus di Amerika Serikat, lebih dari 1.200 penerbangan dibatalkan dan lebih dari 5.000 ditunda pada Minggu (26/12) dengan alasan staf dan kru menyatakan sakit.

Pembatalan ribuan penerbangan ini terjadi pada periode tersibuk perjalanan udara tahun ini. Administrasi Keamanan Transportasi AS mengatakan pihaknya menyeleksi jutaan orang setiap hari selama liburan akhir pekan, dengan puncak pada Kamis (23/12), yakni 2,19 juta pelancong.

Alaska Airlines, yang membatalkan 133 penerbangan dari 19 persen operasinya Senin, mengaitkan pembatalan dan penundaannya pada cuaca musim dingin di Pacific Northwest.

Maskapai itu mengatakan membatalkan hampir 250 penerbangan utama yang dijadwalkan tiba atau berangkat dari Seattle pada Minggu. FlightAware menyebut, Bandara Internasional Seattle-Tacoma, pada Senin sore, memiliki penundaan dan pembatalan terbanyak di dunia.

“Kami bekerja secepat mungkin untuk membuat semua tamu kami yang terkena dampak untuk memesan ulang penerbangan lain, sambil beroperasi dengan aman,” kata Alaska Airlines dalam sebuah pernyataan. “Reservasi mengalami waktu tunggu yang sangat lama hingga 11 jam.”

Perjalanan udara Sabtu (25/12) sedikit lebih lambat karena lebih dari 1,53 juta orang melewati pos pemeriksaan keamanan.

United Airlines (UAL) mengatakan pekan lalu mereka harus membatalkan ratusan penerbangan karena kekurangan awak yang cukup untuk menerbangkan semua rute yang dijadwalkan dengan aman.

Menurut memo UAL yang diperoleh CNN, “lonjakan kasus Omicron secara nasional pekan ini berdampak langsung pada kru penerbangan kami dan orang-orang yang menjalankan operasi kami.”

Delta (DAL) mengatakan sedang bekerja untuk membawa pulang semua pelancong yang terdampar secepat mungkin.

“Kami meminta maaf kepada pelanggan kami atas keterlambatan rencana perjalanan liburan mereka,” kata Delta dalam sebuah pernyataan.

“Staf Delta bekerja keras untuk membawa mereka ke tempat yang mereka butuhkan secepat dan seaman mungkin pada penerbangan berikutnya yang tersedia.”

Senada, seorang juru bicara British Airways mengatakan maskapai membatalkan “sejumlah penerbangan karena kendala operasional” alih-alih menggunakan pesawat yang lebih besar.

Menurut FlightAware, 46 penerbangan dari British Airways dibatalkan per Senin.

Virgin Atlantic mengatakan penerbangan berlanjut “sesuai jadwal,” dengan mencatat pengecualian dari salah satu rotasi London Heathrow – New York JFK yang dibatalkan pada 21 Desember.

Seorang juru bicara Virgin Atlantic mengatakan, “Kami terus mengambil langkah-langkah pencegahan untuk menjunjung tinggi ketahanan operasional dan staf, selalu mengutamakan kesehatan dan keselamatan pelanggan dan karyawan kami.”

Maskapai penerbangan Jerman Lufthansa mengatakan akan membatalkan 10 persen dari jadwal penerbangan musim dinginnya karena pandemi terus melanda industri penerbangan.

Dalam sebuah wawancara dengan Frankfurter Allgemeine Sonntagszeitung pekan lalu, CEO Lufthansa Carsten Spohr mengatakan karena “penurunan tajam dalam pemesanan” maskapai harus membatalkan 33 ribu penerbangan dari pertengahan Januari hingga Februari 2022 atau 10 persen dari jadwal penerbangan musim dingin.

Diketahui, AS dan sejumlah negara di Eropa tengah mengalami peningkatan kasus Covid-19 varian Omicron. Presiden AS Joe Biden mengakui ada peningkatan jumlah pasien Covid-19 rawat inap di negaranya.

Editor: ARON
Sumber: cnnindonesia