Tak terasa, liburan akhir tahun sudah di depan mata. Namun, sebelum menikmati liburan bersama keluarga atau kawan, sebaiknya perhatikan terlebih dahulu cara menghitung budget liburan agar kantong tak bolong usai rekreasi.
Kabar baiknya, menghitung budget liburan bukan perkara yang sulit di era serbacanggih ini. Semua informasi mulai dari tarif angkutan transportasi baik darat, laut, dan udara, hingga harga kamar penginapan bisa kita dapatkan melalui mesin peramban.

Jadi, berikut cara menghitung budget liburan yang bisa menjadi referensi calon pelancong dari perencana keuangan.

1.Tentukan besaran budget liburan
Perencana Keuangan Advisors Alliance Group Indonesia Andy Nugroho mengatakan hal paling utama dalam menghitung budget liburan adalah memastikan besaran budget yang kita miliki. Selanjutnya, destinasi serta tipe liburan akhir tahun menyesuaikan dengan angka budget, bukan sebaliknya.

“Pertama, kita harus tahu dan paham dulu berapa budget yang kita miliki? Jadi, bukannya kita mengabaikan keinginan tetapi mengalahkan ego. Kita ingin ke sana, ingin ke sini, tapi yang realitis dengan budget saya, saya bisa pergi ke mana itu dulu,” ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Senin (20/12).

Setelah mengetahui anggaran yang kita miliki, selanjutnya adalah menentukan tujuan liburan kita. Tentunya, lokasi wisata tersebut menyesuaikan dengan budget yang kita miliki.

Misalnya, A memiliki budget liburan akhir tahun hingga Rp10 juta dan B hanya Rp3 juta. Maka, A tentunya bisa melancong ke destinasi yang lebih jauh ketimbang B.

2. Hitung budget transportasi
Apabila tujuan liburan sudah ditetapkan, tahap awal cara menghitung budget liburan adalah mencari biaya transportasi pergi dan pulang (pp). Andy menegaskan besaran biaya transportasi ini tidak bisa diutak-atik untuk keperluan lainnya, seperti akomodasi, makan, minum, dan oleh-oleh.

“Biaya transportasi jangan diutak-atik, jangan dialokasikan untuk yang lain karena sedemikian pentingnya. Buat saya, transportasi ini tidak sekadar kita bisa berangkat tapi kita bisa pulang lagi, makanya ini tidak boleh diutak-atik,” ujarnya.

Ia melanjutkan besaran biaya transportasi bergantung pada lokasi liburan, semakin jauh tentunya biaya transportasi semakin besar. Misalnya, biaya transportasi dari Jakarta ke Raja Ampat, Papua Barat akan lebih besar dibandingkan ke Bandung, Jawa Barat.

Dari contoh di atas, A tentunya lebih memiliki peluang lebih besar ke Raja Ampat, sedangkan B bisa memilih alternatif liburan di Bandung.

“Misalnya, Raja Ampat kan luar biasa mahal, mungkin bisa 50 persen-60 persen dari budget. Kalau ke Bandung, mungkin hanya sekitar 20 persen dari budget liburan kita,” jelasnya.

Untuk ke Raja Ampat, tiket pesawat dari Bandara Soekarno Hatta ke Bandara Domine Eduard Osok, Sorong berkisar Rp2,5 juta-Rp3 juta pada akhir tahun. Itu berarti, total biaya transportasi bisa mencapai Rp5 juta atau 50 persen dari total budget Rp10 juta untuk pp.

Apabila tujuan liburan adalah Bandung, maka kita bisa menggunakan kereta api dengan budget kisaran Rp130 ribu-Rp200 ribu sekali jalan, atau Rp260 ribu-Rp400 ribu untuk pp.

Andy juga menyarankan untuk membeli tiket pp sekaligus, sehingga kita bisa menikmati liburan dengan tenang tanpa khawatir kehabisan tiket pulang atau kehabisan uang. Pembelian tiket perjalanan bisa dilakukan melalui layanan pembelian tiket online. Untuk mendapatkan harga lebih miring, kita bisa membelinya jauh-jauh hari.

3. Sesuaikan budget akomodasi
Setelah mengamankan budget transportasi, selanjutnya menghitung budget akomodasi yakni penginapan. Andy mengatakan akomodasi merupakan salah satu kebutuhan liburan yang bisa ditekan menyesuaikan budget.
Tentunya kita tidak asing lagi dengan istilah backpacker, atau liburan yang identik dengan rendah budget. Para pelancong tipe backpacker ini biasanya memilih akomodasi sederhana untuk menghemat budget.

“Ada istilah backpacker, liburan secara ekonomis. Mereka biasanya menekan salah satunya perihal penginapan. Artinya buat teman-teman backpacker tidak masalah untuk menginap di losmen atau penginapan yang bisa sharing room (berbagi ruang), misalnya satu ruang untuk empat orang,” jelasnya.

Namun, untuk orang yang mengutamakan privasi dan kenyamanan sebaiknya tidak memilih tipe liburan backpacker. Konsekuensinya, tentu mereka harus mempersiapkan budget lebih besar untuk akomodasi.

Perhitungan biaya akomodasi ini menyesuaikan sisa budget setelah dikurangi biaya transportasi. Apabila, biaya transportasi sudah menghabiskan 50 persen-60 persen dari budget, maka sebisa mungkin biaya akomodasi dapat ditekan tidak lebih dari 20 persen.

Namun, jika biaya transportasi hanya 20 persen dari budget, maka akomodasi pun lebih longgar bisa di atas 20 persen dari total budget.

4. Siapkan budget makan dan oleh-oleh
Ihwal makanan dan oleh-oleh ini tidak bisa lepas dari agenda liburan akhir tahun. Andy menyatakan dua komponen ini merupakan komponen yang tidak bisa diprediksi, berbeda dengan transportasi dan akomodasi yang sudah bisa dipesan jauh-jauh hari.

Karenanya, ia menyarankan agar budget makanan dan oleh-oleh ini ditetapkan terlebih dahulu. Misalnya, sebesar Rp1 juta hingga Rp3 juta dari total budget liburan.

“Untuk makanan dan oleh-oleh ini yang sulit diprediksi, saran saya bikin dari awal budgeting-nya, sebelum berangkat. Misalnya, katakan Rp1 juta hingga Rp3 juta. Artinya, kita punya gambaran, oh saya boleh makan dan jajan sepuasnya, tapi budget saya Rp3 juta ini, jadi harus lebih disiplin untuk jajan, makan, dan oleh-oleh,” ujarnya.

5. Perhitungkan dana cadangan
Terpisah, Perencana Keuangan dari Finansia Consulting Eko Endarto menyarankan untuk memperhitungkan dana cadangan. Uang siaga ini bertujuan mengantisipasi apabila muncul biaya di luar budget.

“Nah, dana cadangan sekitar 10 persen dari uang transportasinya. Jaga-jaga kalau kita butuhkan,” katanya.

Demikian, cara menghitung budget liburan yang bisa dijadikan referensi sebelum menikmati liburan akhir tahun. Dengan persiapan budget yang matang, tentunya liburan akhir tahun kita semakin nyaman.

Editor: ARON
Sumber: cnnindonesia