Inggris mencetak rekor kasus harian Covid-19 selama dua hari berturut hingga Kamis (16/12). Di tengah lonjakan ini, para tenaga kesehatan Inggris khawatir varian Omicron membuat rumah sakit kewalahan walau gejalanya lebih ringan.

Kondisi semakin kacau setelah Inggris melaporkan rekor Covid-19 baru yang mencapai 88.376 kasus dalam 24 jam hingga Kamis (16/12). Angka ini memecahkan rekor yang tercatat sehari sebelumnya, yaitu 78.610 kasus.

Kenaikan kasus itu sejalan dengan penambahan temuan infeksi virus corona varian Omicron yang signifikan di Inggris.

Kepala Petugas Medis Inggris, Chris Whitty, mengatakan bahwa meski memiliki gejala lebih ringan dibanding varian lain, varian Omicron tetap berpotensi menyebabkan pasien di rumah sakit melonjak.

“Mungkin saja, karena akan sangat padat dalam waktu singkat. Bahkan jika lebih ringan, jumlah (pasien) bisa lebih tinggi daripada (angka pasien) di rumah sakit dalam satu hari,” katanya, seperti dikutip Reuters.

Meski demikian, ia yakin vaksin bisa mengurangi jumlah rawat inap dan pasien di ICU. Selain itu, ia juga yakin vaksin mampu mengurangi durasi perawatan pasien di rumah sakit.

Menurut data pemerintah, jumlah pasien rawat inap di rumah sakit di Inggris mencapai 7.579 orang pada Rabu (15/12).

Kepala Penasihat medis di Badan Keamanan Kesehatan Inggris, Susan Hopkins, mengatakan kini ada 15 pasien terinfeksi varian Omicron dirawat di rumah sakit. Jumlah itu, katanya, kemungkinan akan jauh lebih tinggi.

Lonjakan kasus drastis ini membuat layanan kesehatan di Inggris tertekan, sementara staf medis terbatas karena banyak yang tengah menjalani isolasi imbas infeksi Covid-19.

“Kami sudah melihat efeknya karena tak punya staf yang menjalani shift dengan benar dan aman, jadi kami khawatir akan penyakit pasien karena kami tak punya staf,” kata dia.

Demi menekan laju penularan virus ini, pemerintah Inggris mewajibkan penggunaan masker di tempat publik, menerapkan syarat masuk ke sejumlah tempat, dan mengimbau masyarakat agar bekerja dari rumah.

Sejauh ini, total kasus Covid-19 di Inggris mencapai 11 juta, dengan angka kematian 147 ribu jiwa.

Editor: ARON
Sumber: cnnindonesia