Mulai dari melawan kantuk, menghindari bau mulut sampai membantu menurunkan berat badan jadi alasan orang mengunyah permen karet.
Pasar pun menyediakan permen karet dengan berbagai rasa. Bahkan beberapa label permen karet mengklaim diri mampu memutihkan gigi.

Hanya saja, di balik segala manfaat mengunyah permen karet, Anda tetap harus hati-hati. Sebaiknya kontrol frekuensi mengunyah permen karet agar tidak berlebihan atau ada sederet konsekuensi yang tidak menyenangkan.

Berikut bahaya terlalu sering mengunyah permen karet.

1. Meningkatkan keinginan makan ‘junk food’
Permen karet dianggap mampu menyelamatkan seseorang dari rasa lapar. Ini pun dijadikan senjata untuk melawan kenaikan berat badan. Namun sebuah studi yang diterbitkan di jurnal Eating Behaviour justru menemukan sebaliknya.

Sebagaimana dilansir ABC News, mengunyah permen karet, khususnya rasa mint, akan mengurangi asupan makanan sehat (buah-buahan) dan meningkatkan keinginan mengonsumsi makanan tinggi kalori seperti keripik kentang dan permen. Para peneliti meyakini, permen karet membuat sayur dan buah terasa pahit.

Sebaiknya Anda menyesap teh hijau sebelum makan untuk mengurangi nafsu makan, bukan mengunyah permen karet.

2. Timbul masalah pada rahang
Aktivitas mengunyah secara konstan lama-kelamaan akan menimbulkan rasa tidak nyaman pada rahang. Ini bisa berujung pada TMJ disorder atau gangguan temporomandibular joint disorder.

TMJ merupakan sendi yang menghubungkan mandibula atau rahang bawah dengan tulang tengkorak. Sendi berada di kedua sisi kepala, tepat di depan telinga.

Menurut Healthline, masalah di area ini akan menimbulkan rasa sakit pada sendi, nyeri di wajah dan kesulitan menggerakkan rahang. Padahal sendi memungkinkan Anda bicara dan makan.

3. Asupan gula berlebihan
Anda menganggap satu atau dua permen karet tidak jadi soal mengingat ukurannya mini. Namun sesuatu yang mini ini jika terus dikonsumsi, tanpa sadar Anda memberikan asupan gula berlebih pada tubuh.

Anda bisa saja mengonsumsi permen karet yang ‘bebas gula’ atau menggunakan pemanis buatan rendah kalori. Namun kontribusinya ke tubuh tetap nyata.

Sebagaimana dilansir Insider, studi yang diterbitkan British Journal menyebut banyak masalah kesehatan dilaporkan pada orang yang mengonsumsi lebih dari 30 gram sorbitol per hari. Jumlah ini setara dengan 24 buah permen karet bebas gula.

4. Irritable bowel syndrome (IBS)
Permen karet rupanya bisa memicu masalah pencernaan seperti irritable bowel syndrome (IBS). Penyakit ini ditandai dengan sakit perut, kram, dan perubahan kebiasaan buang air besar.

“Mengunyah permen karet dapat berkontribusi pada IBS karena udara berlebihan dapat tertelan, yang berkontribusi pada sakit perut dan kembung,” jelas Patrick Takahashi, kepala gastroenterologi di St. Vincent Medical Center, California.

Di samping IBS, pemanis buatan misalnya, sorbitol dan manitol bisa memicu diare pada orang sehat.

5. Kerusakan gigi
Tak jarang permen karet dengan pemanis buatan menimbulkan efek laksatif. Anda bisa bolak-balik buang air besar alias diare. Namun bukan berarti permen karet bergula bakal lebih baik.

Anda sama saja ‘membasuh’ gigi dengan gula apalagi kalau permen karet dikunyah lebih sering. Gula akan memicu kerusakan enamel gigi, membuat bakteri mulut berpesta hingga terjadi pembusukan.

6. Risiko menelan merkuri
Ini bukan berarti ada permen karet yang mengandung merkuri. Pada orang dengan gigi berlubang, ada tambalan berwarna keperakan yang terdiri dari merkuri, perak dan timah. Riset menunjukkan, mengunyah permen karet dapat melepas merkuri dari tambalan.

Akan tetapi, jumlahnya tidak besar sehingga tidak sampai membahayakan. Takahashi menyebut merkuri bisa dilepaskan tubuh melewati saluran usus. Namun Anda tentu tidak ingin menimbun logam di tubuh.

Editor : ARON
Sumber : cnnindonesia