Menangis adalah bagian dari keseharian bayi ketika belum bisa berkomunikasi dengan kata-kata. Lapar, tidak nyaman, atau kepanasan, semua disampaikan lewat tangisan.
Karena bayi belum bisa bicara, kadang-kadang tangis bayi memang susah dipahami. Apa maksud di balik tangisannya, tidak selalu orang tua bisa menangkapnya. Butuh kesabaran ekstra untuk belajar memahaminya.

Meski bisa berbeda-beda pada tiap bayi, beberapa jenis tangisan bisa dianggap mewakili maksud tertentu. Dikutip dari Whattoexpect, bayi cenderung punya tangisan yang ebrbeda untuk mengekspresikan maksud tertentu.

“Bayi berkomunikasi lewat tangisan. Tapi semua tangisan tidak diciptakan sama. Inilah tantangan untuk orang tua dan pengasuh agar dapat mempelajari dan memecahkan kode berbagai jenis tangisan bayi baru lahir,” kata Jesil Pazhayampallil dokter anak yang berbasis di New York dikutip dari laman WhattoExpect.

Berikut beberapa jenis tangisan yang kerap ditemui, dikutip dari PetitJourney:

1. “Neh” berarti lapar
Ketika bayi merasa lapar, muncul refleks mengisap dan lidah didorong ke langit-langit mulut. Refleks ini ditandai dengan suara ‘neh’. Biasanya, disertai juga dengan gerakan mengisap tangan atau mencari payudara.

Sinyal lain bahwa bayi merasa lapar adalah ketika bayi menangis dengan irama yang intens.

2. “Eh” berati ingin bersendawa
Sendawa disebabkan oleh udara yang terperangkap di dada. Sama seperti orang dewasa, bayi juga merasa tidak nyaman karena hal ini sehingga butuh disendawakan. Selain dengan suara tertentu, isyarat ingin sendawa juga ditunjukkan dengan ekspresi yang sedih, menggeliat, menendang kaki, dan menggoyangkan lengan.

5 ARTI TANGISAN BAYI

3. “Eairh” – Ingin buang angin
Jika bayi mengalami perut kembung atau sakit perut, mereka akan menggunakan refleks suara, ‘”Eairh,” untuk menyampaikan informasi itu. Suara itu muncul ketika udara yang terperangkap dari sendawa tidak dapat dikeluarkan dan mengalir ke perut. Di sini otot-otot usus mengencang untuk memaksa gelembung udara keluar.
Suara tangisan seperti ini juga bisa berarti bahwa buang air besar sedang berlangsung. Pada situasi ini, bayi biasanya mengangkat kaki mereka ke perut, melengkungkan punggung, hingga terlihat gelisah.

4. “Heh” – Tidak nyaman
Biasanya bayi merasa tidak nyaman ketika merasa panas, dingin, atau basah. Bayi memiliki refleks suara, “Heh,” ketika mereka mengalami stres, ketidaknyamanan, atau ketika mereka membutuhkan penggantian popok. Suara ini dipicu sebagai respons terhadap refleks kulit, seperti perasaan berkeringat atau gatal.

Ketika bayi merasa tidak nyaman, tangisannya biasanya ringan dan terputus-putus. Tangisan dapat meningkat volumenya jika Bunda mengabaikannya, jadi pastikan Bunda menenangkan bayi dan segera menentukan penyebab ketidaknyamanannya ya.

5. “Owh” – Mengantuk
Bayi memiliki refleks suara, “Owh,” untuk memberi tahu Bunda bahwa mereka merasa lelah dan mengantuk. Suara tangisan ini kedengarannya mirip dengan menguap. Jika sudah waktunya tidur siang, bayi Bunda akan mulai menggosok matanya. Tangisan mereka mungkin mulai lambat dan rendah dan secara bertahap membangun nada dan intensitas. Jika bayi Bunda mengantuk, tangisannya bisa menyerupai tangisan lapar lho.

Editor: ARON

Sumber: detikhealth