“Teori klasik rezim otoriter berbunyi, ketika terjadi krisis domestik, mereka akan membuat krisis eksternal untuk mengalihkan perhatian domestik,” ujar Wu.
“Ini mungkin masalah yang perlu kita hadapi,” ucap Wu dalam pidato sebuah acara yang diselenggarakan oleh Globsec, sebuah lembaga pemikir urusan internasional di Slovakia.
“Jika kalian melihat situasi China saat ini secara internal, ekonomi telah melambat dan sanksi Barat yang diberikan kepada China memberi dampak dan dalam beberapa bulan terakhir kami melihat bahwa ada kekurangan listrik yang serius,” tuturnya.
“Situasi semacam ini mungkin dapat memicu pemimpin otoriter untuk berpikir terkait langkah eksternal untuk mengalihkan perhatian domestik,” imbuhnya. “Ancaman itu ada dan semakin memburuk,” cetus Menlu Taiwan itu.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, baru-baru ini memprotes kunjungan Wu ke Slovakia dan negara tetangganya, Republik Ceko, dan menyebut Wu sebagai “separatis kemerdekaan Taiwan yang khas”.
“China dengan tegas menentang negara-negara ini berkomplot dengan separatis kemerdekaan Taiwan dan menuntut agar negara-negara tersebut mematuhi kebijakan ‘Satu China’ serta tidak menyediakan platform untuk kegiatan separatis kemerdekaan Taiwan,” ucap Zhao Lijian.
Sebagai delegasi, kunjungan yang dilakukan Wu bertujuan untuk meningkatkan perdagangan dan hubungan ekonomi dengan beberapa negara seperti Lithuania dan beberapa negara Uni Eropa lain, yang memicu pertikaian diplomatik dengan China dengan memperbolehkan Taiwan membuka kantor perwakilan menggunakan namanya sendiri.