Harga komoditas minyak goreng di Batam, Kepulauan Riau mulai mengalami peningkatan sejak beberapa hari belakangan.

Tidak hanya minyak goreng kemasan, kenaikan harga jual ini juga terjadi pada minyak goreng curah, yang notabene dapat lebih murah dari harga jual minyak goreng kemasan.

Hal ini diakui oleh Hasan yang ditemui di kawasan Pasar Jodoh, Senin (25/10/2021) pagi dimana terkait harga minyak goreng kemasan 2 liter biasanya dijual Rp15 ribu hingga 20 ribu, namun saat ini dijual Rp26-30 ribu.

”Selisihnya lumayan juga, bisa sampai Rp7 ribu. Sehari itu bisa pakai 5 liter. Lumayan juga buat pedagang kecil seperti saya,” ujarnya.

Sebagai salah satu penjual gorengan di kawasan Batam Center, Hasan mengaku mencari minyak goreng hingga ke Pasar Jodoh dengan harapan perbedaan harga yang lebih murah apabila dibandingkan dengan pasar lainnya.

Hasan sendiri saat ini, mengaku bingung dengan kenaikan harga ini, lantaran kenaikan harga minyak goreng ini nantinya akan berpengaruh pada jualannya.

“Sekarang gak mungkin aku naikkan harga jual gorengan yang biasanya seribu. Tapi kalau masih begini gak taulah beberapa hari mendatang,” lanjutnya.

Hal senada juga dilontarkan oleh Sinta warga perumahan Mega Lagenda yang mengaku dikejutkan kenaikan harga minyak goreng.

Diakuinya biasa membeli minyak goreng kemasan dengan harga Rp11 ribu per liter, kini ia harus membayar Rp15 ribu per liternya.

“Naiknya sampai 30 persen, sementara saya masak di rumag setiap hari loh,” ungkapnya.

Menanggapi hal ini, Wakil Walikota Batam, Amsakar Achmad membenarkan hal tersebut, dan perihal kenaikan harga minyak goreng ini juga menjadi salag satu poin penting dalam rapat TPID yang dilaksanakan beberapa waktu lalu.

Adapun kenaikan ini diindikasi akibat kenaikan harga minyak crude palm oil (CPO) yang terus mengalami peningkatan, sehingga berdampak pada harga minyak dalam negeri.

“Saya dalami sama Pak Gustian, rupanya karena bahannya sedang naik sekarang,” ujarnya saat ditemui di kawasan Batam Center, Senin (25/10/2021).

Selain itu, salah satu faktor lain yang mempengaruhi harga adalah proses karantina di Pelabuhan untuk barang masuk yang terkait dengan stok sembako.

Amsakar menegaskan, untuk saat ini pihaknya memiliki pilihan yakni Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait harus rajin mengontrol harga pasar.

“Saya melihat berbagai rekomendasi ini sudah dilaksanakan di OPD teknis. Dan mereka juga harus membuat terobosan harga harus baik,” katanya.

Editor: WIL