Pemulihan ekonomi Indonesia akibat pandemi COVID-19 kembali melambat di kuartal III 2021. Pasalnya kasus COVID-19 kembali melonjak dengan adanya varian Delta.
Namun, memasuki bulan September, kasus COVID-19 berhasil melandai. Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pada September ini pemulihan ekonomi juga terjadi sangat cepat, bahkan di luar perkiraan.
“Selama masa PPKM level, penurunan kasus tajam telah berdampak positif pada kondisi ekonomi. Berdasarkan data hingga September, pemulihan ekonomi terjadi sangat cepat, di luar perkiraan kami,” ujar Luhut dalam pembukaan Capital Market Summit & Expo (CMSE) 2021, Kamis (14/10).
Dia mengatakan, pemulihan cepat itu tercermin dari indikator keyakinan konsumen, hingga konsumsi masyarakat dan produksi manufaktur. Berdasarkan data Bank Indonesia, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) September 2021 tercatat sebesar 95,5, meningkat dari 77,3 pada bulan sebelumnya.
Dikutip dari website resmi BI, ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi mendatang juga terpantau menguat dan berada pada area optimis (>100).
“Tercermin dari indikator-indikator terkait, keyakinan masyarakat, aktivitas konsumsi, dan produksi manufaktur yang sudah mendekati tingkat sebelum COVID-19,” kata Luhut.
Melihat penanganan COVID-19, Luhut ingin Indonesia ke depan bisa lebih percaya diri pada kemampuan negerinya. Sebab strategi penanganan lonjakan COVID-19 Juli lalu, kata dia, berasal dari anak muda di Kemenko Marves.
“Bangsa ini bisa selesaikan masalahnya sendiri. Jadi jangan terlalu merasa orang lain lebih bagus dari kita. Sudah kita buktikan dari penanganan COVID, Indonesia dipuji berbagai negara di dunia, di mana awalnya kita dilecehkan dan di-bully oleh bangsa sendiri,” tuturnya.
“Siapa yang siapkan strategi? Semua anak muda di kantor saya, anak bangsa ini. Jadi ingin saya katakan strategi kita diapresiasi banyak orang,” tambahnya.
Sementara dari segi investasi, menurutnya pandemi COVID-19 juga menunjukkan potensi besar pada sektor kesehatan.
“Keterbatasan sistem kesehatan tunjukkan potensi investasi pada sektor kesehatan dalam negeri masih sangat luas, baik dari sisi pembuatan farmasi dan bahan bakunya. Peningkatan kapasitas layanan primer seperti puskesmas dan bersifat tersier seperti wisata kesehatan,” tuturnya.
Editor : ARON
Sumber : kumparan