Belum lama ini, salah satu korban predator seks Reynhard Sinaga angkat bicara terkait kronologi dirinya pernah dilecehkan. Mahasiswa doktoral bernama Daniel itu mengaku merasa rapuh saat mengingat kejadian itu.

Daniel bercerita saat dirinya siuman di apartemen Reynhard, ia tidak mengingat apapun. Namun, setelah melihat hasil penelusuran investigasi kepolisian Manchester Raya, Daniel baru menyadari telah mengalami pemerkosaan.

“Mengerikan melihat diri saya begitu rapuh dalam foto-foto yang diabadikan orang lain. Anda bisa melihat saya dalam keadaan koma saya tampak (seperti) sudah meninggal,” ujarnya, dalam wawancara bersama BBC.

“Untuk bisa bicara sebagai pria bahwa saya telah diperkosa adalah hal yang sangat sulit,” kata Daniel.

Menurut spesialis kejiwaan di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dr Gina Anindyajayati, SpKJ, korban pelecehan seksual bisa merasakan depresi akut hingga trauma yang berkepanjangan.

“Gejala kecemasan hingga depresi seperti adanya rasa tidak berdaya yang demikian hebat, sehingga dia berpikir bahwa saya tidak lagi pantas untuk hidup itu juga mungkin,” kata dr Gina saat ditemui detikcom, di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Jakarta Pusat, Jumat (10/1/2020).

dr Gina mengatakan korban pelecehan seksual memerlukan pendampingan. Sebab, itu bisa memicu gangguan kecemasan yang tinggi dan kurangnya rasa percaya pada dirinya sendiri.

Ia juga menjelaskan masalah kejiwaan pada korban pelecehan seksual, baik pria maupun wanita tidak bisa dibedakan. Keduanya tetap memerlukan pendampingan dan dorongan untuk segera pulih.

“Itu kan salah satu pertahanannya sebagai budaya nilai-nilai patriarki (laki-laki pemegang kekuasaan),” sambungnya.

“Nah tugas kita bersama menjadi bagian dari masyarakat untuk menormalkan, kalau di luar, sekarang sudah mulai nih mental health matters for everyone,” pungkas dia.

Editor : ARON
Sumber : kumparan