Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristianto mengatakan bahwa Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri dan seluruh jajaran PDIP mengucapkan duka cita yang mendalam terkait meninggalnya Sabam Sirait pada usia 85 tahun pada Rabu (29/9).

“Pagi ini saya melaporkan kepada Ibu Megawati Soekarnoputri. Seluruh keluarga besar PDI Perjuangan mengucapkan bela sungkawa yang mendalam,” kata Hasto dalam keterangan resminya, Kamis (30/9).

Hasto mengenang Sabam sebagai seorang politikus senior yang memiliki pelbagai pengalaman yang panjang dalam mengabdi pada bangsa dan negara.

Sabam, kata Hasto, tercatat sempat menjabat sebagai Sekjen PDI tahun 1973-1986. Sabam juga sempat menjadi anggota DPR RI dan Dewan Pertimbangan Pusat PDI Perjuangan pada tahun 1998-2008.

“Dengan mengingat jasa-jasa Pak Sabam Sirait yang dikenal sebagai deklarator Partai ketika fusi Partai dilakukan pada tahun 1973 menjadi PDI, maka Partai memberi penghormatan pada Almarhum,” kata dia.

Hasto lantas meminta kepada kader-kader PDIP untuk memberikan penghormatan terbaik dan mendoakan Sabam. Hal itu bertujuan agar Sabam bisa dilancarkannya jalannya dan mendapat tempat terbaik di Surga.

“Buku yang mengungkapkan pengalaman Pak Sabam dengan menegaskan bahwa pada dasarnya politik itu suci akan terus menjadi pegangan guna memperkuat gerak PDI Perjuangan di dalam membangun peradaban bagi Indonesia Raya,” kata dia.

Sabam Sirait, meninggal dunia di RS Siloam Karawaci pada Rabu, 29 September 2021 pukul 22.37 WIB. Meski demikian, pihak keluarga tak menjelaskan lebih lanjut penyebab kematian Sabam Sirait. Sabam meninggalkan istri, empat anak, dan delapan cucu.

Saba meniti awal karier politiknya dengan menjabat sebagai menjadi pejabat Sekretaris Jenderal Partai Kristen Indonesia (Parkindo) periode 1963-1967. Kemudian, ia resmi menjadi sekjen pada 1967-1973.

Pada 10 Januari 1973, Sabam ikut mendirikan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) dan menjadi sekjen partai tersebut selama tiga periode dari 1973 hingga 1986.

Editor: NUL

Sumber: cnnindonesia