Bumi akan mengalami banyak perubahan jika Matahari terbit di arah barat, mulai dari perubahan iklim hingga perubahan pada lanskap alam di beberapa benua seperti Sahara yang tak lagi menjadi gurun.

Bumi saat ini berputar dengan kecepatan sekitar 1.040 mph (1.670 km/jam). Arah rotasinya adalah prograde, yaitu barat ke timur, atau berlawanan arah jarum jam jika dilihat dari atas Kutub Utara.

Semua planet anggota tata sorya memiliki arah rotasi ini kecuali Venus dan Uranus. Matahari bisa terbit di barat jika Bumi berputar ke arah yang berlawanan.

Menurut simulasi komputer yang dipresentasikan pada September 2018 di Majelis Umum Persatuan Geosains Eropa (EGU) di Austria, jika arah terbit matahari berubah maka bukit pasir yang gersang akan menggantikan hamparan hutan hujan Amazon di Amerika Selatan. Gurun akan menutupi Amerika Utara dan lanskap hijau yang subur akan berkembang dari Afrika tengah hingga Timur Tengah.

Selain itu, simulasi tersebut menunjukkan tidak hanya gurun menghilang dari beberapa benua dan muncul di benua lain, tetapi musim dingin bakal membekukan melanda Eropa barat.

Para peneliti mensimulasikan apa yang akan terjadi jika Bumi berputar ke arah yang berlawanan menggunakan Model Sistem Bumi Institut Max Planck untuk membalik jalur rotasi matahari dan membalikkan efek Coriolis, energi tak terlihat yang mendorong benda-benda yang bergerak di atas permukaan planet yang berputar.

Dilansir dari EOS, dalam model tersebut para peneliti menemukan bahwa Bumi yang berputar ke arah sebaliknya adalah Bumi yang lebih hijau. Cakupan gurun global menyusut dari sekitar 16 juta mil persegi (42 juta kilometer persegi) menjadi sekitar 12 juta mil persegi (31 juta km persegi).

“Memiliki lebih banyak area hijau, yang jelas merupakan sesuatu yang dapat Anda lihat sebagai nilai tambah,” kata Florian Ziemen, salah satu peneliti di Institut Meteorologi Max Planck, Jerman.

Wilayah rerumputan bermunculan di lebih dari separuh wilayah bekas gurun, dan pohon-pohon tumbuh untuk menutupi separuh lainnya. Vegetasi dunia ini menyerap lebih banyak gas karbon daripada Bumi kita yang berputar normal.

Selain perubahan lanskap, para peneliti juga melaporkan bahwa Cyanobacteria, sekelompok bakteri yang menghasilkan oksigen melalui fotosintesis, bisa berkembang biak di tempat yang belum pernah mereka miliki sebelumnya jika matahari terbit dari barat. Dan Atlantik Meridional Overturning Circulation (AMOC), arus laut pengatur iklim penting di Atlantik, memudar dan muncul kembali di Samudra Pasifik utara.

Perubahan Kondisi Iklim
Seperti dilansir Live Science, saat Bumi berputar, dorongan dan tarikan momentumnya membentuk arus laut, yang bersama dengan aliran angin atmosfer, menghasilkan berbagai pola iklim di seluruh dunia, sehingga iklim Bumi sangat dipengaruhi oleh rotasi.
Para ilmuwan baru-baru ini memodelkan versi digital Bumi yang berputar ke arah yang berlawanan atau searah jarum jam jika dilihat dari atas Kutub Utara, arah yang dikenal sebagai retrograde.

Ziemen mengatakan dari hasil pemodelan, topografi bumi akan tetap sama hanya saja akan ada perubahan iklim yang jauh berbeda.

“(Membalikkan rotasi Bumi) mempertahankan semua karakteristik utama topografi seperti ukuran, bentuk, dan posisi benua dan lautan, sambil menciptakan serangkaian kondisi yang sama sekali berbeda untuk interaksi antara sirkulasi dan topografi,” kata Ziemen.

Rotasi baru ini mengatur arus laut dan angin untuk berinteraksi dengan benua dengan cara yang berbeda, menghasilkan kondisi iklim yang sama sekali baru di seluruh dunia.

Membalikkan Pola Angin
Perubahan arah rotasi Bumi juga akan membalikkan pola angin global, memberikan perubahan suhu ke wilayah subtropis dan wilayah di garis lintang tengah; zona barat benua menjadi lebih dingin saat wilayah timur menghangat, dan musim dingin menjadi lebih dingin secara signifikan di Eropa barat laut. Arus laut juga berubah arah, menghangatkan batas timur laut dan mendinginkan batas barat.

Dalam simulasi AMOC, arus laut yang berfungsi untuk mengangkut panas ke seluruh dunia, menghilang dari Samudra Atlantik. Namun arus serupa dan sedikit lebih kuat muncul di wilayah Samudra Pasifik, membawa panas ke Rusia timur.

Arus laut yang berubah di Samudra Hindia juga memungkinkan cyanobacteria mendominasi wilayah tersebut, hal yang tidak akan terjadi saat Bumi pada rotasi normal.

Ziemen menganggap perubahan-perubahan tersebut tidak biasa karena penelitian sebelumnya yang memodelkan Bumi yang berputar terbalik tidak melihat perubahan tersebut.

Sahara menghijau
Dari sekian perubahan yang terjadi, bagi Ziemen, penghijauan Sahara adalah perubahan paling menarik.

“Melihat Sahara hijau dalam model kami membuat saya berpikir tentang alasan mengapa kami memiliki gurun di Sahara, dan mengapa tidak ada di dunia yang mundur,” kata Ziemen. “Pemikiran tentang pertanyaan paling mendasar inilah yang membuat saya terpesona tentang proyek ini,” tambahnya.

Editor: NUL
Sumber: cnnindonesia