Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan berhasil merayu perusahaan energi multinasional asal Australia untuk investasi sekitar USD 2,58 miliar atau Rp 36,6 triliun (kurs Rp 14.200) di Indonesia. Penanaman modal ini untuk kerja sama sistem transmisi energi terbarukan terbesar di dunia Australia-Asia PowerLink (AAPowerLink).

CEO Sun Cable David Griffin menjelaskan, nilai tersebut termasuk investasi langsung senilai USD 530 juta hingga USD 1 miliar.

“Selama instalasi proyek, ditambah dengan investasi USD 1,58 miliar untuk biaya operasional selama jangka waktu proyek,” beber Griffin saat konferensi pers virtual, Kamis (23/9).

Dia melanjutkan, dengan potensi materi baterai lithium yang ada di Indonesia, terdapat peluang pengadaan baterai listrik bagi perusahaan manufaktur di Indonesia sebesar USD 600 juta atau sekitar Rp 8.52 triliun.

Selain itu, Griffin juga menegaskan bahwa dalam melakukan investasi kabel listrik bawah laut, Sun Cable telah mematuhi alur sebagaimana diatur dalam Kepmen KP Nomor 14 Tahun 2021 Tentang Alur Pipa dan atau Kabel Bawah Laut.

Sementara itu, Luhut menambahkan, keputusan Sun Cable untuk investasi lebih dari USD 2 miliar membuktikan dukungan pemerintah terhadap energi terbarukan.

“Ini membuktikan bahwa Indonesia adalah mitra yang tepercaya dan lokasi investasi yang strategis bagi komunitas internasional,” ujar Menko Luhut dalam sambutannya

Dengan masuknya investasi dari perusahaan energi terbarukan ini, lanjutnya, diharapkan dapat memberikan manfaat besar bagi masyarakat Indonesia.

“Komitmen Sun Cable dalam transfer ilmu pengetahuan untuk mendukung pengembangan energi terbarukan dengan Institut Pertanian Bogor dan Institut Teknologi 10 November serta pemberian beasiswa akan mampu mendorong inovasi di bidang energi terbarukan di masa depan,” tutur Menko Luhut.

EDITOR : WILL
SUMBER :KUMPARAN