Pemerintah mendorong masyarakat untuk memperkuat gaya hidup sehat, selain tetap disiplin memakai masker dan mengikuti vaksinasi Covid-19.
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny Plate menjelaskan, seperti juga WHO atau Badan Kesehatan Dunia, Indonesia sepakat bahwa Covid-19 tidak akan hilang dalam waktu cepat. Untuk itu, diperlukan upaya proteksi kesehatan dalam transisi hidup berdampingan dengan virus corona.

“Meski virus Covid-19 akan hidup bersama kita dalam jangka panjang, kita harus berusaha tetap produktif karena kehidupan sosial ekonomi juga bergulir. Tidak ada pilihan selain menerapkan perlindungan kesehatan dalam kehidupan sehari-hari,” kata Johnny.

Gaya hidup sehat yang dimaksud antara lain mencakup memperhatikan konsumsi dan pola makan. Pada konsep gaya hidup sehat, menjaga konsumsi dan pola makan menjadi kuncinya. Jika keduanya diterapkan dengan baik, maka tubuh dapat membangun imunitas yang baik sehingga tak mudah terserang penyakit.

“Menjadi tugas kita semua untuk menyerukan kampanye hidup sehat ini,” tegasnya.

Ketua Umum Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI) Elvina Karyadi menyatakan, asupan gizi yang tepat dan sesuai kebutuhan diperlukan agar semua sel dalam tubuh dapat berfungsi secara optimal, termasuk sel pembangun sistem kekebalan tubuh atau imunitas. Gizi yang optimal juga dapat mendukung fungsi sel imun untuk memberikan respons efektif terhadap patogen dan memberi respons cepat yang dibutuhkan saat terjadi infeksi atau inflamasi.

Dalam webinar Online Dietary Quality, Protein Intake and Non-communicable Disease pada Sabtu (11/9), Elvina mengatakan kekurangan gizi akan merusak fungsi kekebalan tubuh. Tingkat kerusakan yang dihasilkan tergantung pada tingkat keparahan defisiensi, adanya infeksi, interaksi zat gizi, dan usia individu. Dengan demikian, kualitas diet yang baik secara efektif bisa membantu penyembuhan inflamasi dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh individu.

Dokter Spesialis Gizi Annta Kern Nugrohowati menjelaskan, untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh, manusia memerlukan mineral, vitamin, sumber energi, protein, dan lemak. Menurutnya, pemerintah telah mencanangkan pola gizi seimbang secara umum, yakni karbohidrat 3-4 porsi, sayur buah 5-7 porsi, serta lauk 2-4 porsi per hari.

Sementara itu, asupan gula, garam, dan minyak harus diperhatikan agar tidak berlebihan, karena menyumbang zat yang dapat memperberat peradangan berlebih saat tubuh terinfeksi.

“Asupan sayur dan buah orang Indonesia saat ini masih jauh di bawah target. Ini harus kita tingkatkan. Sayur sebaiknya dikonsumsi sebanyak kurang lebih 3 gelas per hari. Buah 2-3 porsi per hari, sebagai contoh 3 apel merah kecil atau 2 pisang ambon ukuran sedang per hari,” katanya.

Selanjutnya, tambahan suplemen vitamin diperlukan oleh orang dengan penyakit tertentu, serta mereka yang memiliki pekerjaan berisiko tinggi terpapar virus Covid-19, seperti tenaga kesehatan. Masyarakat umum lainnya yang sehat, disebut cukup memastikan asupan gizi seimbang. Sementara pada kasus Covid-19, susu dapat dijadikan salah satu sumber energi dan tambahan vitamin mineral karena mudah dikonsumsi.

“Tetapi, tidak benar bila ada yang mengatakan bahwa susu bisa membersihkan paru-paru,” tandas Annta.

Jaga Konsumsi dan Pola Makan
Di sisi lain, sebagai langkah perlindungan kesehatan bagi anak-anak di bawah 12 tahun yang belum dapat menerima vaksin Covid-19, Annta memberikan beberapa saran. Dia menyatakan, anak usia di atas 2 tahun harus tercukupi gizi dan energinya, serta dibiasakan banyak makan sayur dan buah.

Sedangkan bagi anak yang masih menerima Makanan Pendamping ASI (MPASI), dipastikan kualitas ASI yang baik selain asupan protein dan lemak yang cukup.

Selain kandungan gizi, masyarakat perlu menjaga jadwal makan sehari-hari. Umumnya, jadwal makan terbagi berdasarkan tiga waktu utama, yaitu sarapan, makan siang, dan makan malam. Menurut beberapa pakar dapat juga diterapkan lima waktu makan, yakni 3 kali makanan utama dan 2 kali makanan kecil, diutamakan sayur atau buah.

Dalam makanan utama, perlu diperhatikan kelengkapan sayuran, karbohidrat, dan protein. Dianjurkan, 50 persen sayur dan buah, 25 persen protein, dan 25 persen karbohidrat. Cara memasak juga menjadi komponen penting dalam menjaga pola makan sehat.

Tak hanya memperhatikan teknik memasak yang baik, yakni dengan merebus atau mengukus guna menjaga kandungan nutrisi pada sayuran yang dimasak, tetapi prosesnya juga perlu diperhatikan. Sebagai contoh, sayur yang direbus itu baik, tetapi sebaiknya tidak direbus terlalu lama.

editor : will
sumber : cnn