Pojok Batam

Sebaran Terbaru Varian Delta di RI, Varian Paling ‘Jahat’ Saat Ini

Foto: Getty Images/loops7

Munculnya varian Mu dikhawatirkan memicu lonjakan kasus COVID-19 seperti apa yang terjadi saat varian Delta semakin dominan. Namun, Ketua Satgas COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia Prof Zubairi Djoerban menyebut prevalensi varian Mu di dunia saat ini hanya berkisar 0,1 persen.

Di Amerika Serikat saja, angka prevalensinya hanya berkisar 0,5 persen.
Maka dari itu, varian Mu yang pertama kali diidentifikasi di Kolombia diyakini Prof Zubairi tak lebih gawat dari varian Delta.

Begitu pula dengan wilayah yang pertama kali mengidentifikasi varian Mu, yaitu Kolombia. Angka kematian COVID-19 di sana sudah jauh berkurang menjadi di angka 60-an dari sebelumnya 70.

“Jadi saat ini bisa dikatakan virus yang paling jahat masih dipegang oleh virus varian Delta,” beber Prof Zubairi Jumat (10/9/2021).

Berdasarkan laporan Balitbangkes Kementerian Kesehatan RI per 3 September 2021, jumlah varian Alpha dan varian Beta tidak bertambah. Sementara peningkatan varian Delta juga tak banyak dilaporkan, hanya DKI Jakarta yang kembali mencatat kenaikan varian Delta, bertambah lebih dari 20 kasus.

Dari total 5.815 sampel yang dilakukan whole genome sequencing (WGS), varian Delta masih mendominasi di sekitar 90 persen hasil WGS. Sisanya, belum ditemukan varian baru Corona selain Alpha dan Beta.

Varian Corona Delta: 2.255

Varian Corona Alpha: 64 kasus

Varian Corona Beta: 17 kasus

Editor: NUL

Sumber: detiknews

Exit mobile version