Pojok Batam

5 Fakta dan Mitos tentang Kafein

Kopi tak hanya jadi minum yang dapat mencegah ngantuk. Temuan terbaru menunjukkan kopi cegah paparan Covid-19. (Foto: Karolina/KaboomPics)

Kafein merupakan senyawa yang terkandung dalam makanan dan minuman seperti kopi dan teh. Terdapat sejumlah mitos tentang kafein yang beredar luas di masyarakat.
Kafein adalah senyawa yang bersifat stimulan atau perangsang pada tubuh. Kafein juga bersifat diuretik ringan. Sifat stimulan dan diuretik ini, akan membuat orang yang mengonsumsi kafein merasakan efek tertentu. Efek ini berbeda pada setiap orang.

Berikut 5 fakta dan mitos tentang kafein:

1. Mitos kafein bikin dehidrasi
Kafein membuat dehidrasi hanyalah mitos. Sifat diuretik pada kafein memang membuat orang yang mengonsumsinya lebih sering buang air kecil. Studi menunjukkan minum-minuman berkafein dalam jumlah sedang tidak menyebabkan dehidrasi.

2. Mitos kafein membuat sulit hamil
Dikutip dari Web MD, penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara jumlah kafein pada secangkir kopi dengan kesulitan hamil, keguguran, cacat lahir, dan kelahiran prematur.

Namun, pada ibu hamil, konsumsi kafein sebaiknya dibatasi kurang dari 200 mg atau 1 cangkir kopi per hari. Studi menunjukkan konsumsi kafein yang berlebihan dapat meningkatkan risiko keguguran.

3. Mitos kafein tak punya manfaat kesehatan
Sejumlah penelitian menunjukkan kafein bermanfaat untuk kesehatan. Konsumsi kafein dapat meningkatkan kewaspadaan, konsentrasi, energi, dan pikiran. Studi lain juga menemukan kafein dapat meringankan sakit kepala.

4. Mitos kafein tingkatkan osteoporosis
Sejumlah mitos menyebut konsumsi kafein dapat meningkatkan osteoporosis. Studi menunjukkan kafein tidak meningkatkan risiko seseorang mengalami osteoporosis.

Konsumsi kafein yang tinggi sekitar 744 mg per hari dapat membuat kalsium dan magnesium ikut terbawa dalam urine. Namun, hal ini tidak meningkatkan risiko pengeroposan tulang, terutama saat mengonsumsi kalsium dengan cukup.

5. Mitos kafein menyebabkan penyakit jantung
Pada orang yang sensitif terhadap kafein, asupan kafein dapat meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah sementara. Namun, penelitian menunjukkan kondisi ini tidak menjadi penyebab penyakit jantung.

Editor : Aron
Sumber : cnnindonesia
Exit mobile version