Malaysia sedang mengembangkan vaksin Covid-19 dengan metode messenger ribonucleic acid (mRNA).

Mengutip dari situs resmi penanggulangan Covid-19 Malaysia, pengembangan vaksin dengan metode mrNA itu dilakukan melalui kerja sama Institut Kajian Medis (IMR) dan Universitas Putra Malaysia (UPM).

Menteri Kesehatan Malaysia Adham Baba mengatakan vaksin tersebut mulai dikembangkan sejak November tahun lalu, dan kini telah masuk tahap pengkloningan varian asal virus serta varian lain dari SARS-CoV2 (Covid-19).

Terkait pelaksanaan vaksinasi, hingga awal pekan ini, sudah 5,8 juta warga Malaysia yang disuntik vaksin Covid-19.

Sebagai informasi, vaksin jenis mRNA adalah jenis baru yang kandungannya berbeda dengan yang lain. Untuk diketahui, vaksin pada umumnya mengandung virus atau kuman penyebab penyakit yang telah dilemahkan atau dimatikan. Namun,vaksin dengan jenis mRNA tidak menggunakan virus atau kuman yang dilemahkan atau dimatikan.

Vaksin mRNA mengandung komponen materi genetik yang direkayasa agar menyerupai kuman atau virus tertentu. Hal tersebut bertujuan agar vaksin tersebut dapat memicu reaksi kekebalan tubuh layaknya virus dan kuman yang dilemahkan pada vaksin biasa.

Lewat penyuntikan vaksin mRNA, tubuh penerimanya diharapkan lebih cepat mendeteksi dan menghancurkan virus Corona saat terpapar.

Sederhananya, jenis vaksin mRNA itu adalah yang seperti diproduksi Moderna dan Pfizer-Biontech.

Dua merek vaksin seperti yang juga dipakai pemerintah Indonesia dalam program vaksinasi gotong royong dan gratis itu pun dikembangkan institusi RI yakni di Universitas Indonesia (UI).

Untuk metode pengembangan yang dilakukan UI itu progres paling cepat DNA yang diperkirakan uji klinik tahap 1-3 di Januari-Juni 2022, dan mendapat izin penggunaan darurat (EUA) setidaknya pada Juli 2022.

Editor : Aron
Sumber : cnnindonesia