Mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengaku tidak membutuhkan anggaran negara untuk mengembangkan Vaksin Nusantara. Dia hanya butuh dukungan agar vaksin yang digagasnya bisa terus dikembangkan hingga berguna bagi masyarakat di tengah pandemi virus corona (Covid-19).

Terawan menyampaikan itu dalam dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang disiarkan melalui kanal YouTube Komisi VII DPR RI Channel, Rabu (16/6). Dia berharap lekas diberi lampu hijau untuk lanjut ke uji klinis fase III Vaksin Nusantara.

“Kalau masalah anggaran jujur saya tidak perlu anggaran, karena saya lihat komisi VII saja sudah mau urunan. Saya tidak butuh anggaran dari negara, yang saya butuhkan adalah good will dan political will,” kata Terawan.

Terawan menjelaskan sejauh ini proses penelitian dan uji klinis vaksin Nusantara telah menghabiskan dana kurang lebih sebesar Rp2 miliar. Dana itu diperoleh dari iuran para peneliti dan dokter, baik di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr. Kariadi Semarang maupun di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto Jakarta.

Ia juga menyebut Rp2 miliar itu paling banyak dihabiskan untuk perbaikan laboratorium agar sesuai dengan prinsip Good Manufacturing Practice (GMP). Sementara sisanya digunakan untuk pembelian kit vaksin Nusantara beserta antigennya.

“Oleh karena itu, kami minta dukungan, kami boleh lah melakukan uji klinis III karena itu bagian dari kemerdekaan riset. Kalau itu saja dilarang, ya izin, saya tidak tahu harus berkata apa,” kata dia.

Lebih lanjut, Terawan mengaku sejatinya menyesalkan keputusan MoU tiga lembaga negara yang telah memutuskan untuk menghentikan riset vaksin besutannya. Ia menyebut uji klinis III di negara lain dapat dilakukan bebas berlandaskan tujuan riset.

“Hanya karena ada aturan itu saya harus taat, saya harus betul-betul tunduk karena itu aturan negara, hanya ya agak menggelitik di hati dan sanubari saya,” pungkasnya.

Perihal anggaran, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes Slamet pada 19 Februari lalu sempat mengaku bahwa Kemenkes ikut menyokong biaya operasional penelitian uji klinis fase I vaksin Nusantara, meski ia tak menyebutkan detail besaran anggaran yang telah dipakai.

Saat dikonfirmasi pada April lalu, Koordinator vaksin Nusantara Muhammad Karyana juga mengonfirmasi bahwa sumber alokasi dana penelitian dan pengembangan vaksin Nusantara disokong anggaran negara yang disetujui saat Terawan menjabat Menteri Kesehatan.

Namun Karyana membantah perihal isu besaran anggaran itu senilai Rp29 miliar. Namun, ia tidak bisa memastikan detail jumlah anggaran yang telah dikeluarkan sejak akhir proses penelitian dimulai Oktober 2020 lalu itu.

Editor : Aron
Sumber : cnnindonesia