Aksi Cristiano Ronaldo menuai kehebohan di media sosial. Saat konferensi pers jelang pertandingan Portugal vs Hungaria di Euro 2020, ia ‘menggocek’ botol Coca Cola sehingga tidak tampak di kamera. Sebagai gantinya, ia mengangkat botol air mineral sembari memberikan pesan kesehatan buat pendukungnya.

“Minumlah air, bukan Coke [Coca-cola],” ujar Ronaldo dikutip dari Doentes por Futebol.

Tapi benarkah pesan Ronaldo itu? Apa bahayanya kalau minum soda berlebihan?

1. Obesitas

Elemen yang membuat soda berbahaya adalah kandungan gulanya. Melina Jampolis, dokter spesialis gizi yang berbasis di California, mengatakan minum soda bisa menyumbang lebih banyak kalori yang masuk tubuh. Ini pun jadi kontributor penambahan berat badan hingga obesitas.

“Kalori yang dikonsumsi dalam bentuk cair tidak memuaskan rasa lapar seefektif kalori yang dikonsumsi dalam bentuk makanan padat, sehingga orang sering mengonsumsi lebih banyak kalori total, yang dapat mengakibatkan penambahan berat badan,” jelas Jampolis.

2. Meningkatkan risiko diabetes

Bicara soal kandungan gula, Anda tidak mungkin melupakan diabetes. Minuman berpemanis termasuk soda akan meningkatkan risiko diabetes.

Seperti dilansir dari Medical News Today, sebuah riset pada 2010 menemukan orang yang mengonsumsi satu atau lebih minuman manis setiap hari memiliki risiko 26 persen lebih tinggi terkena diabetes daripada yang tidak.

Saat konsumsi gula berlebih terus-menerus, sel-sel tubuh menjadi terbiasa dengan kelebihan gula dalam darah. Insulin tidak responsif dan penyerapan gula oleh tubuh tidak efektif. Tidak hanya diabetes, saat kadar gula dalam darah tinggi maka timbul inflamasi yang mengarah pada sejumlah penyakit seperti stroke, penyakit jantung juga kanker.

3. Memicu GERD
Minum soda juga berkaitan dengan penyakit gastro-esophageal reflux (GERD). GERD merupakan penyakit yang membuat cairan atau asam lambung naik hingga ke kerongkongan sehingga menimbulkan sensasi seperti terbakar. Minum soda akan meningkatkan frekuensi gejala kenaikan asam lambung pada orang dengan GERD.

4. Menimbulkan adiksi

Saat sudah terbiasa minum soda, rasanya ada yang kurang jika sehari saja Anda absen minum soda. Tanpa sadar, soda membuat Anda mengalami adiksi alias candu. Menurut Gary Wenk, direktur program sarjana ilmu saraf di Ohio State University, minuman soda sudah didesain sedemikian rupa sehingga membuat Anda candu. Kandungan pemanis, kafein dan karbonasi membuat Anda ingin minum lagi dan lagi.

Sebanyak 354 mililiter salah satu merek minuman soda mengandung 39 gram gula atau setara 10 sendok makan gula. Ini akan memicu kenaikan gula darah dengan cepat sekaligus pelepasan dopamin oleh otak. Namun efek dopamin tidak berlangsung lama sehingga Anda akan mencari si pemicu dopamin lagi. Artinya, Anda akan minum soda lagi untuk memperoleh efek yang sama.

“Semakin banyak soda yang Anda minum, semakin besar ‘reward’ dan dibarengi dengan hal-hal yang menyenangkan, kita mengembangkan afinitas dan menginginkan lebih banyak lagi,” kata ahli gizi Cordialis Msora-Kasago.

Msora-Kasago menambahkan meski Anda mengganti soda biasa dengan soda diet yang diklaim rendah gula, efek adiksi tetap saja ada.

5. Kerusakan gigi

Minum soda akan merusak kesehatan gigi. Gula pada soda akan berinteraksi dengan bakteri mulut lalu terbentuk asam. Baik soda biasa atau soda diet, keduanya sama-sama punya efek merusak. Satu tegukan soda akan memicu kerusakan gigi 20 menit kemudian.

Melansir dari Healthline, ada dua jenis kerusakan gigi yang dipicu soda yakni erosi gigi dan gigi berlubang. Erosi terjadi saat email gigi atau lapisan terluar gigi rusak.

Berawal dari erosi, kerusakan gigi akan semakin parah dengan kemunculan lubang (cavities). Setelah lapisan email gigi rusak, kemudian kerusakan terjadi pada lapisan dentin. Lubang akan berkembang saat minum soda dibarengi dengan kebersihan gigi yang buruk.

Sampai saat ini ada berbagai macam jenis minuman soda yang beredar di seluruh dunia. Beberapa contohnya adalah Coca Cola, Fanta, Sprite, Root Beer, Pepsi, dan lainnya.

Editor : Aron
Sumber : cnnindonesia