Angkatan Bersenjata Malaysia (MAF) berencana membangun enam rumah sakit tenda di lapangan untuk membantu menangani lonjakan penularan Covid-19 di Negeri Jiran.

Menteri Senior Keamanan Malaysia, Ismail Sabri Yaakob, mengatakan bahwa MAF akan membangun rumah sakit ini menggunakan alokasi dana stimulus dari pemerintah sebesar 1 miliar ringgit.

Menurut Ismail, dana tersebut memang digelontorkan untuk meningkatkan kapasitas tenaga kerja medis, seperti dokter, paramedis, hingga alat kesehatan.

“Itu berarti kami akan memiliki sembilan rumah sakit lapangan dengan alokasi baru ini,” kata Ismail dalam konferensi pers pada Kamis (3/6).

Ismail juga mengatakan bahwa 450 juta ringgit dari dana stimulus itu akan digunakan untuk meningkatkan kapasitas tempat tidur dan peralatan ICU untuk pasien Covid-19 di rumah sakit umum, rumah sakit universitas negeri, serta rumah sakit lapangan MAF.

Alokasi dana 550 juta ringgit yang tersisa, lanjut Ismail, akan digunakan untuk peningkatan biaya operasi dan manajemen penanganan krisis kesehatan, termasuk membeli obat-obatan.

Sejauh ini, Ismail belum menjabarkan lokasi pembangunan enam rumah sakit tenda tambahan tersebut. Namun, tiga RS lapangan yang sudah ada terletak di Tawau, Negara Bagian Sabah, Kapit di Sarawak, dan Kepala Batas di Penang.

“Apa yang dilakukan MAF dapat membantu pemerintah mengatasi pandemi Covid-19, termasuk masalah (pemberian) vaksin,” ucap Ismail seperti dikutip kantor berita Bernama.

Sebagaimana dilansir The Straits Times, saat ini Malaysia tengah menghadapi gelombang ketiga penularan Covid-19.

Negeri Jiran terus mencatat rekor penularan corona harian, tertinggi mencapai 9.020 kasus dalam sehari pada Sabtu pekan lalu. Malaysia juga mencatat rekor kematian akibat Covid, yakni 126 orang meninggal dalam sehari pada Rabu (2/6).

Sementara itu, Malaysia mencatat 8.209 kasus baru Covid-19 dan 103 kematian dalam sehari pada Kamis (3/6).

Angka itu menjadikan Malaysia sebagai negara dengan kasus penularan baru harian tertinggi di Asia Tenggara, mengalahkan Indonesia dan Filipina.

Menteri Kesehatan Malaysia, Adham Baba, mengatakan bukan tidak mungkin jumlah kematian Covid-19 di Malaysia mencapai 26.000 pada September. Ia mendasarkan prediksi itu dari studi yang dilakukan sebuah universitas Amerika Serikat.

“Apa yang diproyeksikan bukanlah sesuatu yang mustahil,” kata Adham kepada wartawan.

Studi Institute for Health Metric and Evaluation dari University of Washington itu menemukan bahwa jumlah kematian Covid-19 di Malaysia dapat mencapai 26.000 pada September mendatang jika tren penularan corona terus seperti saat ini.

Saat ini, Malaysia tercatat nyaris memiliki 600 ribu kasus corona dengan 3.096 kematian.

Akibat lonjakan penularan Covid-19 ini, Perdana Menteri Muhyiddin Yassin menerapkan penguncian wilayah (lockdown) total yang lebih ketat selama 2 pekan terhitung 1 Juni lalu.

Jika lockdown berhasil meredam penularan, pemerintah akan kembali melonggarkan aturan penguncian secara bertahap.

Editor : Nul

Sumber : cnnindonesia