Klaster kapal kargo kini muncul sebagai klaster penyebaran virus corona baru yang mengkhawatirkan di Indonesia. Anak Buah Kapal (ABK) seringkali datang dari satu negara ke negara lain dan berpotensi menyebarkan varian mutasi corona baru setelh tiba di Indonesia.
Klaster itu misalnya, 14 dari 20 ABK WN Filipina yang bersandar di Pelabuhan Tanjung Intan Cilacap, Jawa Tengah, positif terpapar varian corona B1617 asal India.
Imbasnya, 47 nakes di RSUD Cilacap yang merawat/memiliki kontak erat dengan ABK tersebut juga dinyatakan positif corona.
Tak hanya kapal di Cilacap, baru-baru ini terjadi sejumlah kasus corona dari klaster kapal yang tiba di negeri ini.
Berikut kasus-kasus klaster kapal kargo yang dirangkum, Selasa (25/5):
Kapal MV Hilma Bulker yang mengangkut gula rafinasi dari India dengan 13 ABK terdeteksi positif COVID-19, bersandar dan menjalani karantina di Pelabuhan Tanjung Intan Cilacap. Foto: Idhad Zakaria/Antara Foto
Kapal Angkutan Gula dari India dengan 20 ABK WN Filipina, 13 Positif Corona, 1 Wafat
Kapal berbendera Panama bernama MV Hilma Bulker bersandar di Pelabuhan Tanjung Intan, Cilacap, Jawa Tengah, pada 25 April 2021. Kapal ini membawa 20 ABK WN Filipina dan muatan gula rafinasi dari India.
Saat tiba di Cilacap pada Minggu (25/4/2021), pukul 16.00 WIB, petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II-A Cilacap langsung melakukan pemeriksaan kekarantinaan kesehatan terhadap ABK tersebut. 20 ABK secara umum tampak sehat.
Namun hasil pemeriksaan antigen menunjukkan, tiga dari 20 awak kapal itu tertular COVID-19. Sehingga kemudian dilakukan prosedur pemeriksaan menggunakan metode reaksi rantai polymerase atau PCR di Rumah Sakit Pertamina Cilacap.
Hasil pemeriksaan PCR yang diterima pada 26 April 2021 pukul 17.14 WIB, menunjukkan bahwa tiga ABK tersebut positif tertular COVID-19.
Selanjutnya, petugas KKP Kelas II-A Cilacap pada tanggal 28 April 2021 melakukan pengambilan sampel genome dari tiga ABK terkonfirmasi positif tersebut untuk dikirim ke Balitbangkes Kemenkes RI.
Pada 30 April hingga 4 Mei 2021 awak kapal berbendera asing tersebut dievakuasi ke RSUD Cilacap dan pemeriksaan PCR dilakukan secara bertahap pada mereka.
Hasilnya menunjukkan 13 awak kapal positif terserang COVID-19 sehingga harus menjalani perawatan di RSUD Cilacap. Salah seorang di antaranya butuh perhatian serius, yakni DRQ.
Tujuh awak kapal lainnya dinyatakan tidak terinfeksi virus corona dan menjalani isolasi mandiri di dalam kapal. Tetapi dalam perkembangannya, salah seorang dari tujuh awak kapal yang menjalani isolasi mandiri tersebut dinyatakan positif COVID-19.
Sehingga total ada 14 ABK yang terkonfirmasi positif. Meski begitu, DRQ (50) kemudian dinyatakan meninggal dunia pada Selasa (11/5/2021).
Jenazah DRQ telah dikremasi di Krematorium Giri Laya, Desa Kaliori, Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas, Sabtu (15/5), atas permintaan keluarga. Sementara 13 orang lainnya masih dalam perawatan.
Di sisi lain, Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah Yulianto Prabowo kemudian mengungkap sebanyak 47 nakes yang merawat/memiliki kontak erat dengan para ABK tersebut dinyatakan positif corona.
“Semua yang terindikasi kontak kita lakukan testing ada 172 kontak. Ini ada tambahan 5 nakes (positif). Jadi total ada 47 nakes yang positif,” ujar Yulianto, Senin (24/5).
Ia menambahkan, 13 ABK berkewarganegaraan Filipina dipastikan mengidap varian baru corona asal India, B.1617. Sementara 32 nakes RSUD Cilacap yang juga terkonfirmasi positif, sedang dalam proses pemeriksaan WGS.
Kapal Motor (KM) Kargo ARK Progress dari India dengan 22 ABK WN India, 5 Positif Corona
Pada 27 April 2021, sekitar 16.05 WIB, Kantor Kesehatan Pelabuhan Dumai, Riau, mendapat pemberitahuan kedatangan kapal dari agen pelayaran. Kapal itu adalah Kapal Motor (KM) ARK Progress berbendera India yang hendak memuat Crude Palm Oil (CPO), dan membawa 22 ABK.
Sesuai SOP, setiap kapal akan merapat, kru ABK diwajibkan untuk menjalani rapid test Antigen. Hasilnya, dari 22 ABK yang menjalani tes, 2 di antaranya dinyatakan positif.
Mereka yakni satu kapten kapal berinisial JRM dan satu ABK lainnya. Kapten kapal awalnya tak percaya dan meminta untuk tes ulang, yang kemudian dikabulkan pihak KKP Dumai.
Esok harinya, Rabu (28/4/2021), agen pelayaran kapal dan KKP Dumai melakukan pemeriksaan Swab PCR dengan mendatangkan petugas medis dari RS Awal Bross Pekanbaru.
Kapal Navigasi Adhara di Bintan, Seluruh Awak Berjumlah 21 Orang Positif
Sebanyak 21 kru Kapal Navigasi Adhara yang sandar di Pelabuhan Kantor Navigasi, Kijang, Bintan Timur, Kepulauan Riau, positif COVID-19 pada pertengahan Mei lalu.
Mereka diduga terpapar usai memberikan bantuan ransum ke pulau-pulau terluar Natuna.
Kepala Dinas Kesehatan Bintan Gama A.F. Isnaeni, mengatakan seluruh kru kapal langsung menjalani isolasi di kapal tersebut.
“Ditangani Dinkes Kepri untuk dibawa ke Gedung Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Kepri di Bintan. Mereka akan diisolasi di gedung itu,” kata Gama Jumat (14/5), dikutip dari Antara.
Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Tanjungpinang-Bintan, Agus Jamaluddin, mengatakan Gedung LPMP Kepri di Mintan sudah penuh sehingga harus dicari alternatif lain agar kru dan kadet KN Adhara dapat menjalani karantina mandiri.
Berdasarkan arahan Satgas COVID-19 Kepri, 21 kru dan kadet KN Adhar menjalani karantina mandiri di Rumah Sakit Khusus Infeksi Galang, Batam.
Namun pada Jumat siang, Satgas COVID-19 Kepri sempat kesulitan mendapatkan kapal cepat untuk membawa kru kapal tersebut ke Batam.
“Kami sudah melakukan koordinasi dengan Kadishub Kepri. Jika hari ini tidak mendapatkan kapal cepat untuk membawa kru kapal tersebut, maka seluruh kapal milik Pemprov Kepri akan mengangkut para kru dan kadet KN Adhara,” ucap saat itu.
Editor : Aron
Sumber : kumparan