Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat peningkatan aktivitas kegempaan dari Pulau Nias, Aceh, hingga Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT). Dengan demikian, beberapa provinsi di Sumatera, Jawa, Bali dan NTT memiliki potensi kegempaan yang sama dan harus diwaspadai.

“Saya monitor semuanya, tidak hanya pesisir Jawa, tapi dari Aceh Nias, Mentawai, Bengkulu, Lampung, Banten, Jabar, Jatim, Bali, Sumba, ini aktivitas kegempaannya meningkat,” kata Kepala Bidang Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, Sabtu (22/5).

Daryono menjelaskan, potensi peningkatan gempa bumi terjadi lantaran di daerah-daerah tersebut dilewati tumbukan lempeng Australia dan Asia.

Setiap kali dua lempeng ini bergerak, maka gempa bumi bisa terjadi di daerah-daerah tersebut. Namun Daryono tak bisa memprediksi kapan pergerakan lempeng tektonik ini akan terjadi, serta berapa magnitudo gempa yang akan dihasilkan.

“Kapan dan berapa magnitudo gempa tidak bisa diprediksi,” ujarnya.

Sebelumnya Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengingatkan agar pemerintah daerah di sepanjang pesisir selatan Jawa untuk mewaspadai situasi kegempaan. Pasalnya, menurut catatan BMKG ada peningkatan kejadian gempa di selatan Jawa pada Mei ini.

Peningkatan kegempaan diduga terjadi karena guncangan di Jawa Timur pada April lalu. Gempa magnitudo 6,2 ini disebabkan karena aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia.

“Ini harus dibuka, ini bukan data rahasia, dan kami mohon dengan informasi ini, terutama pemerintah daerah di wilayah sepanjang pesisir Jawa maupun provinsi yang memiliki pesisir selatan, perlu mewaspadai aktivitas kegempaan yang signifikan,” kata Dwikorita.

Editor : Aron
Sumber : cnnindonesia