Jumlah pelanggaran protokol kesehatan dan angka kecelakaan saat Operasi Ketupat 2021 di masa larangan mudik tahun ini naik hingga 100 persen bila dibanding tahun sebelumnya.

Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Polri Kombes Ahmad Ramadhan mengatakan bahwa hal tersebut diikuti dengan jumlah penindakan oleh kepolisian yang meningkat pada tahun ini.

“Kalau tahun 2021, masyarakat masih banyak yang tidak melakukan mudik. Dimana tahun ini lebih banyak mudiknya,” kata Ramadhan kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (18/5).

Dia menerangkan bahwa hal tersebut sesuai dengan prediksi yang telah dilakukan oleh pemerintah. Pasalnya, kata dia, keinginan masyarakat untuk mudik memang tinggi tahun ini.

Kemudian juga, lanjut Ramadhan, terdapat banyak pergerakan kendaraan yang terjadi sebelum masa readyviewed peniadaan mudik lebaran dilakukan pada 6-17 Mei lalu.

“Beberapa daerah jumlah kendaraan yang datang menjadi lebih banyak. Khususnya dari daerah yang tadinya sepi, itu kedatangan kendaraan yang lebih banyak. Jadi ini juga disebabkan oleh jumlah kendaraan yang lalu lalang yang banyak,” jelas Ramadhan.

Berdasarkan data selama Operasi Ketupat 2021, angka penindakan terhadap pelanggaran protokol kesehatan meningkat hingga 654.623 kali atau naik lebih dari 100 persen dari tahun lalu yang hanya 60.281.

Kemudian, angka kasus kecelakaan lalu lintas yang meningkat dari 566 kasus pada 2020 menjadi 1.291 kasus pada 2021 (lebih dari 100 persen). Termasuk, kata Ramadhan, kasus penindakan pelanggaran lalu lintas yang naik dari 113.088 pada 2021, menjadi 149.353.

Ramadhan melanjutkan, kendaraan yang diputar balik selama masa larangan mudik pun tercatat ada 1.283.123 unit. Rinciannya, 397.892 unit kendaraan roda dua, 234.324 unit kendaraan roda empat, 142.428 unit kendaraan penumpang roda empat, dan 12.914 unit kendaraan barang.

Terakhir, kata dia, dari test swab secara acak yang dilakukan terhadap 58.640 pengendara, ditemukan 180 orang yang dinyatakan positif Covid-19.

“Kita ketahui bahwa pengamanan operasi ketupat tahun 2020 dan 2021 ini memang sedikit berbeda dimana kita telah memprediksi bahwa keinginan masyarakat untuk mudik itu sangat tinggi,” ucap Ramadhan lagi.

Sebelumnya, Polda Metro Jaya menyebut ada 1,5 juta warga keluar dari Jabodetabek sebelum dan di masa larangan mudik. Kementerian Perhubungan sempat memprediksi jumlah orang yang ingin mudik tahun ini mencapai 18 juta berdasarkan hasil survei.

Targetkan Wisatawan

Sementara itu, polisi membidik para pemudik yang masih berlibur di Kota Semarang untuk dikenakan tes antigen.

Pemeriksaan itu dilakukan di kawasan pusat kota Simpang Lima Semarang dengan menargetkan kendaraan berpelat nomor luar Kota Semarang.

Bila memang pengendara itu adalah pemudik, petugas Satuan Lalu-Lintas akan memintanya turun dan mengenakan tes rapid antigen di tempat.

“Ini upaya kita mencegah penyebaran covid. Jadi masih banyak pemudik yang berlibur berwisata di Kota Semarang. Nah kita pilih periksanya di kawasan Simpang Lima, pusat kota dimana biasanya pemudik istirahat mencari jajanan kuliner,” ujar Kasat Lantas Polrestabes Semarang AKBP Sigit di lokasi, Rabu (19/5).

“Kita minta turun terus kita tes rapid antigen, hasilnya bila ada yang reaktif, akan kita teruskan ke petugas Dinas Kesehatan”, ungkap lanjutnya.

Menurutnya, sepekan setelah Lebaran, Semarang biasanya justru lebih ramai dibandingkan masa Lebaran.

“Arus kendaraan dari arah Jakarta masuk Semarang terus bertambah. Meski ada pemeriksaan di Tol, namun banyak juga yang tadinya lolos masuk daerah lain terus sekarang masuk Semarang untuk liburan. Plat B, plat D dan Plat L sudah pada masuk”, tambah Sigit.

Editor: Aron
Sumber : cnnindonesia