Proses evakuasi kapal KRI Nanggala 402 yang tenggelam di perairan Bali April lalu telah memasuki babak baru. TNI Angkatan Laut (AL) bersama militer China telah berhasil menemukan bagian-bagian kapal yang hilang.

Dalam konferensi pers yang digelar di Bali pada Selasa (18/5), dijelaskan bahwa sejumlah bagian kapal juga berhasil diangkat ke permukaan laut. Misalnya, salah satu yang signifikan ialah liferaft atau alat keselamatan dalam kapal.

“Kapal Tan Suo Er Hao (milik China) berhasil mengangkat liferaft KRI Nanggala. Sudah kami simpan dengan baik sebagai bukti bahwa kapal-kapal dari negara sahabat kita sudah melaksanaan tugasnya,” kata Panglima Komando Armada II (Pangkormada II) Laksamana Muda TNI Iwan Isnurwanto dalam konferensi pers.

Selain benda itu, belum ada bagian-bagian besar kapan yang lain dapat diangkut dalam operasi penyelamatan. Namun demikian, pihaknya telah menemukan titik koordinasi tiga bagian kapal: bow section (Haluan), sail section (Anjungan), dan stern section (Buritan).

Meski belum dapat diangkat, namun saat ini pihak TNI AL dan militer China bersiap untuk melakukan operasi pengangkatan.

Jika merujuk pada hasil observasi kapal China, jarak antar sejumlah bagian kapal terpisah beberapa meter. Misalnya, bagian haluan dengan anjungan badan terpisah hingga 107 meter. Kemudian, jarak haluan dengan datum sekitar 47 meter. Terakhir, bagian buritan dengan anjungan terpisah sekitar 36 meter.

Tak jauh dari lokasi badan-badan kapal itu, ditemukan juga kawah misterius berdiameter sekitar 38 meter dengan kedalaman 10-15 meter. Kawah itu diperkirakan sebagai lokasi tenggelamnya badan tekan (pressure hull).

“Lokasi badan tekan secara pasti belum bisa digambarkan. Kami hanya memperkirakan saja saat ini, mungkin khususnya ada di kawah tersebut,” ucapnya.

Tempat tersebut, hingga saat ini belum terjamah dan dapat diidentifikasi. Permukaannya, kata dia, berlumpur sehingga menyulitkan proses pencarian di bawah kawah.

Namun demikian, badan tekan tersebut diperkirakan merupakan tempat jenazah awak kapal KRI Nanggala berada.

Upaya Pengangkatan Gagal

Iwan menceritakan, pihak Koarmada II bersama dengan militer China sempat mencoba mengangkat sejumlah bagian kapal yang tenggelam, namun gagal lantaran bobot badan kapal yang terlalu berat.

“Sudah beberapa kali ini, kapal Tan Suo [milik China] mencoba melaksanakan pengangkatan sail atau anjungan,” kata Iwan.

Proses pengangkatan sendiri tak langsung dilakukan oleh manusia, melainkan teknologi robot untuk mengaitkan kapal.

Dalam prediksi awal, diperkirakan berat anjungan kapal tersebut 18 ton. Hanya saja, ketika pihak China memasang sejumlah sling atau alat bantu angkut di beberapa titik, pengangkatan tak berjalan mulus.

“Pakai sling, dikaitkan di mana-mana tempatnya itu untuk mengangkat. Hari pertama pengangkatan setelah pasang-pasang semua, sudah oke, dipasang, putus sling-nya, tidak mampu,” ucapnya.

Setelah dikalkulasi ulang, Iwan melanjutkan, pihak China memprediksi bahwa berat dari bagian anjungan kapal tersebut lebih dari 20 ton. Saat ini, mereka masih melakukan analisis terhadap upaya yang dapat dilakukan untuk mengangkat kapal.

Proses evakuasi sendiri ditargetkan rampung pada 26 Mei 2021.

Editor : Aron
Sumber : cnnindonesia