Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) menyebut jam kerja yang terlalu panjang telah membunuh pekerja tiap tahunnya.

Mengutip dari BBC, Selasa (18/5/2021), studi WHO menemukan 745 ribu orang meninggal pada 2016 akibat stroke dan penyakit jantung karena jam kerja yang panjang.

Laporan tersebut menemukan pekerja di Asia Tenggara dan kawasan Pasifik Barat adalah yang paling terdampak. WHO juga mengatakan hal tersebut dapat memburuk karena pandemi COVID-19.

Penelitian itu menemukan bekerja 55 jam atau lebih dalam seminggu bisa menyebabkan risiko stroke 35% lebih tinggi dan risiko kematian akibat penyakit jantung 17% lebih tinggi, dibandingkan dengan bekerja seminggu selama 35-40 jam.

Studi yang dilakukan dengan Organisasi Buruh Internasional atau International Labour Organization (ILO), juga menunjukkan hampir tiga perempat dari mereka yang meninggal akibat jam kerja yang panjang adalah pria paruh baya atau lebih tua.

Masalah jam kerja juga meningkat selama pandemi COVID-19. Bekerja dari rumah bukan berarti waktu luang jadi lebih banyak. Kebanyakan orang memiliki jam kerja lebih padat dengan banyak jadwal Zoom meeting.

Seperti yang dialami salah satu manager program regulasi HSBC, Jonathan Frostick. Pria berusia 45 tahun mengaku mengalami sesak di dadanya, tenggorokan, rahang dan lengan berdenyut-denyut, dan kesulitan bernapas.

Dia mengatakan, itu dialami karena banyaknya Zoom meeting dalam sehari. Hal itu tentu menambah jam kerjanya. Pengalaman itu dia unggah di akun LinkedIn pribadinya dan menjadi sorotan publik.

.Para peneliti mengatakan ada dua cara jam kerja yang lama menyebabkan kesehatan yang buruk, pertama melalui respons fisiologis langsung terhadap stres.

Kedua karena jam kerja yang lebih lama berarti pekerja lebih cenderung mengadopsi perilaku yang membahayakan kesehatan seperti penggunaan tembakau dan alkohol, kurang tidur. dan olahraga, dan diet yang tidak sehat.

Jumlah orang yang bekerja berjam-jam meningkat sebelum pandemi melanda, menurut WHO, dan mencapai sekitar 9% dari total populasi global. Di Inggris, Kantor Statistik Nasional (ONS) menemukan orang yang bekerja dari rumah selama pandemi menghabiskan rata-rata enam jam lembur yang tidak dibayar dalam seminggu.

Editor : Aron
Sumber : detikfinace