Miss Myanmar Thuzar Wint Lwin berhasil meraih penghargaan Best National Costume di kompetisi Miss Universe ke-69. Pengumuman ini disampaikan di malam final Miss Universe 2020 yang berlangsung di Seminole Hard Rock Hotel & Casino di Hollywood, Florida, AS, pada Senin (17/5).
Perempuan 22 tahun ini mencuri perhatian dunia sejak awal penampilannya pada babak National Costume yang berlangsung pada Kamis (13/5) lalu. Tak hanya ingin memperkenalkan busana tradisional masyarakat Chin asli Myanmar, Thuzar juga memanfaatkan momen Miss Universe untuk mengkritik soal kudeta Myanmar.
Kisah Tragis Miss Myanmar, Terancam Tak Bisa Pulang Usai Ikut Miss Universe 2020 (1)
Miss Myanmar, Thuzar Wint Lwin Foto: Instagram @thuzar_wintlwin
Oleh karena itu, dalam penampilannya di kontes kostum nasional, ia dengan percaya diri berjalan di panggung dengan membawa papan protes bertuliskan ‘Pray for Myanmar’. Dalam keterangan foto akun Instagram pribadinya disebutkan bahwa kostum masyarakat Chin ini merepresentasikan perempuan yang kuat dan tak terhentikan. Sebuah kostum yang tepat untuk menggambarkan keberanian Thuzar Wint Lwin saat mewakili masyarakat Myanmar di Miss Universe 2020.
Meski begitu, Thuzar menjelaskan ia selalu takut karena banyak sekali orang terkenal di Myanmar yang ditangkap karena mengkritik rezim. Ini terjadi karena perempuan yang akrab disapa Candy Thuzar ini juga aktif turut melakukan demo bersama masyarakat. Ia sendiri membawa papan protes bertuliskan “Masa depan ada di tangan kamu, bukan di tangan militer.”
Menurut penjelasannya pada New York Times, Thuzar takut jadi buronan karena ada beberapa rekannya yang ditangkap.
“Sebelum berangkat ke AS, saya sempat cemas apakah nama saya masuk ke dalam buronan militer atau tidak. Saya melihat laporan tentang orang-orang terkenal yang ditahan ketika mereka mencoba meninggalkan Myanmar, jadi saya memutuskan untuk memakai hoodie dan kacamata agar tidak dikenali di bandara Yangon. Saya harus melewati imigrasi dan saya sangat takut,” kata Thuzar Wint Lwin kepada New York Times.
Kisah Tragis Miss Myanmar, Terancam Tak Bisa Pulang Usai Ikut Miss Universe 2020 (2)
Miss Myanmar 2020, Thuzar Wint Lwin Foto: Instagram @thuzar_wintlwin
Untuk itu, Thuzar juga meyakini bahwa keberadaannya tidak akan aman kalau ia kembali ke Myanmar, terlebih setelah ia melakukan protes di ranah internasional seperti Miss Universe. Ia mengaku tak tahu harus pergi kemana usai kontes kecantikan ini usai.

Meluncurkan video protes dan menjelaskan kondisi Myanmar saat sampai di Florida

Sesaat sudah mendarat di Florida pada awal Mei lalu, Thuzar Wint Lwin mengunggah sebuah video autobiografi di Facebook. Ini merupakan langkah tak biasa yang dilakukan oleh peserta kontes kecantikan. Sebab pada umumnya mereka membuat video yang memamerkan keindahan negerinya atau aktivitasnya sehari-hari.
Mengawali video dengan kalimat, “Myanmar berhak mendapat demokrasi,” Thuzar memakai gaun formal dengan full makeup. Video pidato itu digabung dengan sejumlah cuplikan berita tentang kudeta yang terjadi di Myanmar. Ada banyak tentara membawa senjata dan menyerang masyarakat sipil.
Thuzar menjelaskan di momen-momen itu, ia tak bisa memproduksi video dan foto untuk kebutuhan Miss Universe. Semua produksi harus ditunda karena kondisi yang sudah tidak memadai.
“Pemotretan saya harus dibatalkan. Ada banyak video yang harus dibuat untuk kompetisi Miss Universe tapi saya dan tim tidak bisa melakukan apa pun dan melihat apa yang terjadi, kami tak bisa merasakan kemeriahan acara ini,” ungkapnya dalam video tersebut.
Ia menambahkan bahwa kondisi di Myanmar sudah tidak aman. Ada banyak korban berjatuhan dan tak sedikit masyarakat yang butuh bantuan. Untuk itu, Thuzar berusaha membantu dengan menggunakan seluruh tabungannya untuk menolong keluarga terdampak.
“Saya memutuskan untuk memakai semua uang tabungan untuk membantu keluarga terdampak dan para aktivis protes yang berani mempertaruhkan nyawa,” jelasnya.
Thuzar juga ikut turun ke jalan. Sebagai figur publik, ia berusaha sebisa mungkin memanfaatkan platform yang ia miliki untuk menyuarakan kepeduliannya.
“Sebagai figur publik, saya memanfaatkan suara saya untuk memberi informasi dan menulis unggahan yang memotivasi untuk mendukung gerakan CDM (Civil Disobedience Movement) di media sosial,” tuturnya.
Meski begitu, kondisi tersebut tak membuat Thuzar patah semangat. Ia terus berjuang melaju ke Miss Universe 2020. Walau dengan persiapan terbatas, ia yakin kehadirannya di Miss Universe bisa menambah informasi bagi masyarakat di dunia soal kondisi tragis di Myanmar.
“Apa pun yang terjadi, saya masih berusaha agar bisa mengikuti Miss Universe dan saya berharap ini bisa memberikan saya kesempatan untuk memberi tahu dunia tentang negara kami dan agar dunia tahu bahwa kebebasan, hak asasi, dan hak kami untuk hidup telah terancam,” ungkap Thuzar.
Ia berharap, komunitas di seluruh dunia mau membantu masyarakat Myanmar untuk mendapatkan keadilan.
Editor : Aron
Sumber : kumparan