Gubernur Kepri Ansar Ahmad dan Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Republik Indonesia (RI), Benny Rhamdani Menyambut kedatangan 145 pahlawan devisa di Pelabuhan Sri Bintan Pura (SBP) Tanjungpinang. Kedatangan PMI MKPO (Manusia Korlap Perdagangan Orang) 116 orang dan PMI 30 orang, berkurang satu orang karena kondisinya kurang baik sehingga ditunda keberangkatannya, (11/5/2021).

Pemerintah sudah beberapa kali rapat bersama pusat untuk mengkondisikan pintu-pintu masuk alternatif yang bisa dibuka, seperti Dumai, Tanjung Balai Asahan dan mungkin pintu-pintu yang lain. Kepri adalah pintu masuk terbesar.

Gubernur Kepri Ansar Ahmad menjemput PMI dari Malaysia di Pelabuban SBP, Tanjungpinang. F.dwik

Berkaitan dengan kepulangan PMI yang kemungkinan tidak memiliki dokumen seperti paspor, Ansar menyampaikan, bahwa dengan kedatangan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian ke Kepri kemarin, Menteri Tito akan membawa permasalahan tersebut ke sidang kabinet.

“Nanti kita akan cek hasilnya, kami menyarankan kiranya kedutaan, konjen kita di Malaysia dapat mengkomunikasikan ini dengan pemerintah pusat, agar mereka bisa masuk lewat pintu resmi dengan Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP) saya kira itu solusi terbaik,” saran Ansar.

Untuk mengantisipasi kemungkinan para Pekerja Migran Indonesia (PMI) pulang melalui pelabuhan tidak resmi atau pelabuhan tikus, Ansar mengatakan, bahwa pihaknya telah menyurati TNI-AL, Polairud, Kapolda agar mengawasi pelabuhan-pelabuhan tikus.

“Jangan sampai para PMI dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab. Harus mengeluarkan biaya besar, bahkan sampai di sini hasil kerja mereka dimanfaatkan oknum. Kita tidak mungkin tidak menerima kepulangan mereka sebagai sama-sama anak bangsa, terlebih semua kontribusi yang telah mereka berikan kepada negara,” ungkap Ansar.

Kepala BP2MI Benny Rhamdani menyebut, bahwa PMI sebagai pahlawan devisa layak mendapat perlakuan hormat negara. Dengan sumbangan setiap tahunnya sebesar Rp159,6 triliun yang merupakan penyumbang devisa terbesar kedua setelah sektor migas.

“Hari ini pak gubernur beserta jajarannya, tim satgas dan juga saya turun langsung meninjau. Sebanyak 145 orang yang kembali dari Malaysia, nanti 30 orang yang rentan, yang sedang sakit setelah dinyatakan negatif Covid-19 akan segera ditampung di shelter BP2MI, setelah menjalani karantina 5 hari akan dirujuk ke Rumah Sakit Polri dengan pembiayaan oleh negara. Sisanya 115 orang ditampung di RPTC dan setelah karantina pulang ke kampung halaman juga biayanya akan ditanggung negara,” jelas Benny.

Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas IIA Tanjungpinang Agus Jamaluddin, mengatakan seharusnya PMI yang datang itu 146 karena satu orang dinyatakan sakit maka jumlahnya berkurang menjadi 145 orang yang datang.

“Pada pemeriksaan kesehatan untuk kali akan dilakukan pada tahan yang berbeda dengan sebelumnya. Petugas memboarding di atas kapal dan mengatur serta menghitung jumlah orang yang turun secara bertahap dan mengambil rapid antigen guna memastikan positif atau negatif covid-19,” jelasnya.

Perlu penekanan dan dilakukan lagi pengambilan speksimen untuk PCR , yang positif anti gen akan dipisahkan dengan yang negatif. Tenaga yang ada disini tim kesehatan dan tenaga disifeksi untuk menyemprot angkot sebelum mengangkut penumpang.

“Berapa orang yang pernah positif belajar pada bulan bulan lalu, karena adanya varian baru makanya akan dilakukan lebih dini mengambil spesimen untuk anti gen dan PCR. Untuk itu masyarakat jangan panik dan patuhi protokol kesehatan dan terapkan 3 M,” himbaunya.

Jika ada yang yang negatif mereka akan di tampung di LPP dan BP2MI. Yang positif sambil menunggu PCR keluar akan diletakkan dulu di LPP ketika hasil PCR positif akan di pindahkan ke RSKI Galang.

Turut mendampingi gubernur, Ketua Harian Satgas Covid-19 Arif Fadillah, Kepala Kesbangpol Lamidi, Kadis Kesehatan M. Bisri, Kadis Perhubungan Junaidi, Kadisnakertrans Mangara Simarmata, Plt. Kabiro Pemerintahan M Darwin, Plt. Kabiro Humas Protokol dan Penghubung Zulkifli, Kapolres Tanjungpinang AKBP Fernando, dan Kepala KKP Kelas II Tanjungpinang Agus Jamaludin.

 

Editor : Dwik