Eks Wakil Ketua FPI Aceh berinisial WHD, ditangkap personel Polda Aceh terkait video provokasi ajakan untuk mudik dan melawan petugas di pos penyekatan. Dari pemeriksaan awal, provokasi tersebut dilakukan karena tersangka tidak suka dengan pemerintah.

“Dia buat video itu karena tidak suka dengan pemerintah saja, karena tidak sepaham aliran dengan yang bersangkutan,” kata Direktur Reskrimsus Polda Aceh, Kombes Pol Margiyanta saat dikonfirmasi, Senin (10/5).

Margiyanta bilang dugaan provokasi dilakukan tersangka melalui video. Dalam video tersebut tersangka mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tetap mudik dan mengajak warga untuk menerobos titik-titik penyekatan mudik yang ada.

WHD ditangkap di kediamannya di Desa Lampaya, Kecamatan Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar. Polisi juga menyita barang bukti berupa satu unit HP yang digunakan pelaku untuk merekam video bernada provokatif tersebut.

Ia bakal dijerat dengan Pasal 28 Ayat (2) Jo Pasal 45a Ayat (2) Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).

Video WHD yang provokatif berdurasi 1 menit 10 detik beredar di media sosial. Jika merujuk pada video yang beredar, pria yang mengenakan serban putih itu tengah berada di dalam mobil dan menggendong seorang anak. Dia beberapa kali mengutarakan pesan kampanye agar masyarakat melakukan mudik selama masa larangan berlaku.

“Kepada saudara-saudaraku semua yang sedang mudik di mana pun antum berada, terus mudik. Harus bersama-sama, ramaikan di tempat penyekatan-penyekatan,” kata pria tersebut sebagaimana dikutip CNNIndonesia.com dari video di akun Instagram @cetul.22.

Kemudian, dia meminta agar mereka-mereka yang hendak melakukan mudik agar menerobos pos penyekatan yang telah dibangun tersebut. Dia mengatakan, agar masyarakat dapat menjumpai orang tua dan sanak saudara dengan pulang ke kampung halaman.

Dia pun kemudian melontarkan pesan agar tidak takut dengan rezim setan iblis yang dikuasai oleh komunis. Meskipun, tidak dijelaskan secara rinci mengenai siapa rezim yang dimaksudkan dirinya itu.

“Mereka bekerja untuk komunis,” katanya.

Editor : Aron
Sumber : cnnindonesia