Aroma napas bisa menjadi salah satu indikator kondisi kesehatan tubuh. Misalnya saja, nafas bau yang disebut sebagai salah satu gejala diabetes.

Bau mulut atau halitosis bisa mengidentifikasi diabetes pada seseorang. Mengutip Healthline, halitosis terkait diabetes disebabkan oleh dua faktor, di antaranya penyakit periodontal dan kadar keton dalam darah.

Penyakit Periodontal

Penyakit ini disebut juga penyakit gusi, termasuk di antaranya radang gusi, periodontitis ringan, dan periodontitis lanjut. Dalam peradangan ini, bakteri menyerang jaringan dan tulang yang menopang gigi. Peradangan dapat memengaruhi metabolisme dan meningkatkan gula darah yang dapat memperburuk diabetes.

IOSR Journal of Dental and Medical Sciences memperkirakan, satu dari tiga orang dengan diabetes juga akan mengalami penyakit periodontal.

Diabetes merusak pembuluh darah, yang dapat mengurangi aliran darah ke seluruh tubuh, termasuk gusi. Gusi dan gigi yang tak mendapatkan suplai darah yang cukup akan melemah dan rentan terhadap infeksi.

Diabetes juga dapat meningkatkan kadar glukosa di mulut, mendorong pertumbuhan bakteri, memicu infeksi serta bau mulut.

Selain bau mulut, penyakit periodontal juga ditandai dengan beberapa gejala lain seperti berikut:

– gusi merah atau lunak
– gusi berdarah
– gusi sensitif
– gusi surut

Kadar Keton dalam Darah

Saat tubuh tak dapat memproduksi insulin, sel-sel tubuh tak akan menerima glukosa yang dibutuhkan untuk bahan bakar. Untuk mengimbanginya, tubuh membakar lemak yang dapat memicu penumpukan keton dalam darah dan urine.

Kadar keton yang tinggi sering kali menyebabkan bau mulut. Aseton, sebagai salah satu keton, dapat menyebabkan bau mulut seperti cat kuku.

Saat keton naik ke tingkat yang tidak aman, Anda berisiko mengalami kondisi ketoasidosis diabetik (DKA) yang berbahaya. Gejalanya meliputi berikut:

– bau manis dan buah pada napas
– sering buang air kecil
– sakit perut, mual, dan muntah
– kadar gula darah tinggi
– sesak napas atau sulit bernapas
– kebingungan

Jika Anda mengalami gejala tersebut, segera dapatkan bantuan medis.

Doctor writing word DIABETES with marker, Medical conceptIlustrasi. Orang dengan diabetes bisa mengalami gejala nafas yang bau. (iStockphoto/Michail_Petrov-96)

Mengutip Medical News Today, beberapa orang berisiko mengalami DKA jika:

– tidak mengonsumsi cukup insulin sesuai kebutuhan

– memiliki reaksi insulin

– tidak mengonsumsi insulin tambahan saat diperlukan

– melewatkan waktu makan atau kurang asupan makanan

Faktor lain yang bisa menyebabkan DKA di antaranya:

– sedang pilek atau flu
– serangan jantung, utamanya pada lansia dengan diabetes
– pankreatitis
– penggunaan kokain atau zat lain
– serangan stroke
– penggunaan obat-obatan, termasuk kortikosteroid, beberapa obat antipsikotik, dan diuretik tiazid

Cara Mengatasi Nafas Bau Gejala Diabetes

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi napas bau. Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah menjaga kebersihan gigi dan mengelola diabetes Anda.

Mengutip Greatist, berikut beberapa cara yang bisa Anda lakukan:

– sikat gigi dua kali sehari
– bersihkan gigi setiap hari
– minum air putih dan jaga kelembapan mulut
– bersihkan lidah untuk menghilangkan bakteri dari permukaan
– menjaga kadar gula darah
– konsultasikan dengan dokter gigi

Anda juga bisa mencoba beberapa cara lain untuk menangani bau tak sedap dari mulut, seperti berikut:

– mengunyah permen karet atau permen mint bebas gula untuk melawan bau mulut dan meningkatkan produksi air liur
– tidak merokok

Editor : Aron
Sumber : cnnindonesia