Untuk mencegah pasangan mereka selingkuh, tak sedikit istri di China dilaporkan diam-diam memberi suami mereka obat yang bisa menyebabkan impoten.

Dalam sebuah laporan yang mengungkap tindakan nekat para istri tersebut, mereka secara diam-diam mencampurkan diethylstilbestrol (DES), estrogen sintetis yang dapat mencegah pria mencapai ereksi, ke makanan suaminya. Kabar ini tengah viral di media sosial China, WeChat.

Dikutip dari media lokal Global Times, beberapa wanita membeli obat di toko online dan mencampurkannya ke makanan dan minuman suami. Beberapa suami yang tidak setia rupanya berhenti selingkuh setelah meminum obat itu.

Artikel itu juga berisi komentar positif netizen tentang obat tersebut yang telah diidentifikasi sebagai karsinogen oleh Organisasi Kesehatan DUnia (WHO).

“Obatnya mulai bekerja setelah dua minggu saya memberikannya pada suami saya. Sekarang dia hanya tinggal di rumah dan berperilaku baik,” tulis seorang wanita yang mengaku membeli obat itu untuk suaminya.

Satu komentar juga mengatakan bahwa setelah memberi suaminya obat selama dua minggu terus menerus, suaminya sekarang sangat baik di rumah.

“Suami saya mengalami disfungsi seksual setelah menggunakannya dan bertanya pada dirinya sendiri ‘mengapa?’. Jangan salahkan aku. Saya melakukannya untuk keluarga dan akan terus menggunakannya untuk dia,” tulis wanita lainnya.

Setelah artikel itu menjadi viral, obat tersebut sudah tidak tersedia di platform e-commerce populer di China.

Menurut Xiaoxiang dari Morning Herald, beberapa toko masih diam-diam menjual obat dalam bentuk bubuk putih yang tidak berbau dan langsung larut dalam air. Toko sebelumnya menjual obat tersebut kepada lebih dari 100 pelanggan dalam sebulan.

Asisten toko mengklaim bahwa biasanya perlu waktu 15 hari agar efeknya mulai terlihat. Beruntung kemampuan pria untuk mencapai ereksi dapat kembali normal 21 hari setelah mereka berhenti meminumnya.

Ahli hukum, bagaimanapun, mengingatkan para istri bahwa mereka dapat menghadapi tuntutan pidana jika suami mereka terluka parah, dan toko online dituntut jika mereka tidak memiliki izin penjualan medis yang relevan dan dicurigai melakukan bisnis ilegal.

Editor : Aron
Sumber : detikhealth