Pemerintah Australia membatalkan perjanjian dagang Belt and Road Initiative (BRI) yang ditandatangani oleh China dan pemerintah negara bagian Victoria.
Dilansir dari CNN, pembatalan ini meningkatkan ketegangan perdagangan dan diplomatik antara China dan Australia. Victoria, negara bagian terbesar dan terkaya kedua di Australia sempat menandatangani perjanjian dagang dengan China pada Oktober 2018.

Negara bagian ini menjadi satu-satunya pemerintah di Australia yang menandatangani inisiatif infrastruktur global ala Presiden China Xi Jinping.

Lihat juga: Mendag: Tak Ada Alasan Kalah Saing Investasi dari Vietnam
Sebagai bagian dari visi Xi untuk pertumbuhan ekonomi masa depan China, perjanjian dimaksudkan untuk membangun koridor perdagangan baru antara Eropa dan Asia, mengikuti jalur jalur sutra bersejarah.

Sementara negara-negara lain yang telah bergabung dengan BRI telah menerima pendanaan berskala besar dari Beijing, kesepakatan antara China dan Victoria tampaknya lebih ditujukan untuk mendorong investasi dan perdagangan di masa depan.

Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne mengatakan pemerintah federal telah mengevaluasi lebih dari 1.000 kesepakatan antara negara bagian dan teritori Australia dan pemerintah asing.

Secara total, empat kesepakatan dibatalkan, dua dengan China dan sisanya dengan Iran dan Suriah, semuanya ditandatangani oleh pemerintah Victoria.

Lihat juga: Wamendag Jamin Komoditas di Sistem Resi Gudang Bakal Terjual
“Saya menganggap empat perjanjian ini tidak konsisten dengan kebijakan luar negeri Australia atau merugikan hubungan luar negeri kita,” kata Payne dalam pernyataannya.

Namun kedutaan besar China di Australia mengecam pembatalan tersebut dalam sebuah pernyataan. Merek mengungkapkan ketidaksenangan yang tegas dari Beijing.

“Ini adalah langkah tidak masuk akal dan provokatif lainnya yang diambil oleh pihak Australia terhadap China. Ini lebih lanjut menunjukkan bahwa pemerintah Australia tidak memiliki ketulusan dalam meningkatkan hubungan China-Australia,” kata pernyataan itu.

Lihat juga: Sri Mulyani Pede Kenaikan Ekonomi China Angkat Pertumbuhan RI
Mereka menambahkan bahwa pembatalan hanya semakin merusak hubungan antara kedua negara. China dan Australia sudah berada di tengah krisis diplomatik yang memburuk.

Sebelumnya, Australia menyerukan penyelidikan internasional mengenai asal-usul Covid-19 pada April 2020. Sejak itu, jutaan dolar impor Australia mengalami kesulitan memasuki pasar China, termasuk kayu, daging sapi, dan beberapa jenis batu bara.

Pada Maret, pemerintah China mengkonfirmasi bahwa anggur Australia akan dikenakan tarif hingga 218 persen selama lima tahun karena tuduhan dumping dan kerusakan pasar. Secara keseluruhan, investasi China di Australia turun 62 persen pada 2020, turun menjadi hanya US$775 juta.

Editor : Parna
Sumber : cnnindonesia