Seks yang saling memahami kebutuhan masing-masing mungkin jadi pengalaman paling indah yang pernah ada. Mencapai kepuasan rasanya bukan hal yang tidak mungkin.

Sebaliknya, saat pasangan malah egois dan mau enaknya sendiri, seks seperti bencana. Menurut Gracie Landes, terapis seks yang berbasis di New York, menghadapi pasangan yang egois di ranjang bisa lebih sulit dari yang Anda pikirkan.

“Saya melihat keegoisan ada pada spektrum yang dimulai dari tidak menunjukkan sedikit perhatian atau perhatian tentang apa yang Anda inginkan,” kata Gracie mengutip dari Bustle.

1. Anda melakukan ‘segala sesuatunya’

Sesi foreplay jadi momen untuk membangun suasana. Anda dan pasangan saling melancarkan ‘aksi’ sehingga mood makin nyaman, tercipta suasana erotis dan kesiapan tubuh untuk ke sesi berikutnya. Namun saat Anda mengupayakan semua sendiri, tapi si dia tidak memperhatikan apa yang Anda inginkan bahkan membiarkan Anda begitu saja, ini jadi tanda pasangan Anda egois.

“Anda tahu pasangan Anda egois di ranjang saat dia hanya berbaring menunggu Anda melakukan semuanya untuk menciptakan suasana erotis,” kata Jenni Skyler, seksolog dan terapis seks mengutip dari Well and Good.

Dia berkata biasanya pasangan yang egois tidak banyak melakukan sentuhan atau setidaknya melakukan hal yang sama seperti yang Anda lakukan ke dirinya. Kadang ini terjadi akibat trauma dan seperti terpicu saat harus membalas sentuhan atau stimulasi. Kemudian ini pun diterjemahkan sebagai keegoisan.

Jika sudah begini, sebaiknya Anda dan pasangan duduk bersama dan bicara. Jika persoalannya adalah trauma, ini perlu ditindaklanjuti dengan meminta pertolongan profesional.

2. Tak banyak foreplay

‘Quickie sex’ selalu terdengar menyenangkan dan dilakukan di saat-saat seks tidak bisa dilakukan terlalu lama. Di momen seperti ini, biasanya foreplay tidak begitu penting bahkan tidak dilakukan. Intinya, fokus pada tujuan daripada membangun keintiman. Sekali dua kali, jelas tak jadi soal. Namun saat terlalu sering terjadi padahal ada banyak waktu, Anda musti curiga.

“Anda bakal tahu pasangan Anda itu egois saat dia tidak memiliki rasa ingin tahu akan apa yang Anda sukai dan dia memiliki agenda sendiri dan langsung ‘hajar’ tanpa mau tahu,” ujar Skyler.

Cara terbaik untuk mengatasi situasi ini adalah bertanya pada pasangan alasan dia tidak melakukan apa yang Anda inginkan atau buru-buru ‘melaju’ tanpa mood yang mendukung. Dari diskusi ini, Anda dan pasangan bisa mengambil jalan tengah agar kebutuhan sama-sama terpenuhi.

3. Penolakan

Salah satu tanda pasangan egois di ranjang adalah dia tidak memberikan umpan balik yang baik. Tak jarang permintaan Anda berakhir dengan penolakan.

“Biasanya dia akan merespons feedback atau permintaan Anda dengan sikap defensif atau kemarahan, dan sementara ini sering terjadi akibat rasa insecure, lalu muncul sebagai keegoisan,” kata Skyler.

4. Hanya fokus pada kesenangan sendiri

Sebagian orang bisa sangat eksploratif jika berkaitan dengan seks. Jika Anda peduli dengan pasangan, tentu Anda ingin mendukung keingintahuan seksualnya. Bahkan Anda bersedia memperluas batasan dan berkenalan dengan hal-hal baru dalam seks demi kepuasan bersama. Namun apa pasangan juga punya niat yang sama?

“Seks adalah tentang kesenangan bersama dan itu membutuhkan perhatian aktif untuk mewujudkannya,” kata Jennifer Litner, terapis seks.

Saat pasangan tidak memiliki keinginan untuk bersama membangun keintiman, ini menjadi ‘pekerjaan rumah’ untuk diselesaikan bersama. Coba pelajari cara untuk terkoneksi satu sama lain juga mengambil inisiatif untuk menemukan cara memenuhi kebutuhan seksual si dia begitu pula sebaliknya.

5. Dia merasa berhak atas seks

Menurut Skyler, pasangan Anda egois di ranjang saat dia merasa berhak atas berbagai aktivitas seksual. Padahal seks berpasangan merupakan aktivitas yang memerlukan kolaborasi kedua pasangan. Ini bisa terjadi saat pasangan menginginkan seks saat Anda tidak sedang mood atau kondisi tubuh lelah dan tidak memungkinkan untuk berhubungan seks.

Editor : Aron
Sumber : cnnindonesia