Kementerian Kesehatan mengonfirmasi satu temuan kasus baru mutasi virus SARS-CoV-2 varian B1525 di Batam  Kepulauan Riau, sejak Februari 2021. Varian corona yang pertama kali ditemukan di Inggris itu diketahui merupakan kasus impor.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menyebut satu kasus itu teridentifikasi pada satu Pekerja Migran Indonesia (PMI) dari Arab Saudi yang pulang ke Indonesia.

Dengan demikian, sudah ada lima varian corona di Indonesia yang berhasil teridentifikasi, yakni varian D614G, B117, N439K, E484K, dan B1525.

Nadia tak merinci secara detail kapan warga tersebut kembali di Indonesia. Hanya saja ia memastikan bahwa temuan itu didapatkan melalui metode pemeriksaan strain virus baru Whole Genome Sequence (WGS) pada Februari lalu.

Juru Bicara Vaksinasi dari Kemenkes ini juga memastikan warga yang bersangkutan telah dinyatakan negatif Covid-19. Hasil penelusuran kontak tidak didapati kontak erat yang ikut terpapar corona dengan varian ini.

“Aman, sudah dicek tidak ada yang positif,” jelasnya.

Namun Nadia mengaku belum mendapat informasi rinci perihal jumlah kontak erat yang diperiksa dari temuan kasus warga Batam itu.

“Ini belum ada informasinya,” ujarnya.

Varian yang telah menjangkiti lebih kurang 40 negara ini diketahui membawa mutasi E484K yang dikhawatirkan bisa mengurangi efektivitas vaksin. Melansir CNA, seorang pejabat kesehatan senior Malaysia mengatakan varian B1525 juga lebih dapat menular.

B1525 punya kemiripan genom dengan varian B117 dan mengandung beberapa mutasi yang dikhawatirkan peneliti, termasuk mutasi E484K pada protein yang ditemukan di permukaan virus yang berperan penting untuk penetrasi ke dalam sel.

Mutasi E484K merupakan varian virus corona yang muncul di Afrika Selatan dan Brasil. Mutasi ini dinilai berbahaya sebab membantu virus menghindari antibodi dan diketahui memberi tingkat resistensi terhadap beberapa vaksin.

Editor : Aron
Sumber : cnnindonesia