Aksi protes atas lockdown (penguncian) terkait virus Corona di Bangladesh berubah menjadi kekerasan. Penembakan terjadi setelah sekelompok demonstran menyerang sebuah kantor polisi, dengan setidaknya tiga orang ditembak, kata polisi dan seorang dokter.

Seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (6/4/2021), insiden itu terjadi di pusat kota Saltha di distrik Faridpur, di mana polisi mengatakan rumor telah menyebar bahwa seorang pria terluka dalam penyisiran polisi di sebuah pasar yang bertujuan untuk menegakkan langkah-langkah kesehatan untuk mengendalikan penyebaran COVID-19 seiring meningkatnya jumlah kasus secara nasional.

Ribuan penduduk desa turun ke jalan dengan marah. Sekelompok orang dari mereka melemparkan batu bata ke sebuah kantor polisi dan merusak kantor-kantor pemerintah di kota itu, membakar rumah seorang petugas dan dua mobil milik pejabat pemerintah.

“Polisi menembak untuk membela diri setelah mereka menyerang kantor polisi,” kata seorang juru bicara polisi di distrik Faridpur kepada AFP. Petugas polisi kedua, inspektur Nur-a-Alam Fakir, membenarkan kejadian tersebut.

Polisi tidak memberikan jumlah korban, tetapi Abdul Matin, seorang dokter di bangsal darurat Rumah Sakit Universitas Kedokteran Faridpur yang dikelola pemerintah, mengatakan tiga orang berada dalam kondisi kritis setelah menderita luka tembak.

“Salah satu dari mereka ditembak di pantatnya, satu lagi di dadanya dan orang ketiga ditembak di kedua kakinya,” katanya kepada AFP.

Dua petugas polisi mengatakan pendukung kelompok Islam garis keras Hefazat-e-Islam bergabung dalam serangan di kantor polisi di Saltha tersebut. Belum ada komentar langsung dari Hefazat atas klaim polisi atas keterlibatan mereka dalam insiden di Saltha.

Bangladesh pada hari Senin (5/4) memberlakukanlockdown nasional selama tujuh hari setelah jumlah kasus virus Corona mencapai rekor tertinggi dan kematian meroket dalam beberapa pekan terakhir.

Pada hari Minggu (4/4) waktu setempat, setidaknya 7.087 orang dinyatakan positif mengidap virus itu, total kasus harian tertinggi sejak virus Corona pertama kali terdeteksi di negara Asia Selatan itu pada Maret 2020.

Semua layanan perjalanan domestik – termasuk bus, feri, kereta api, dan penerbangan – telah ditangguhkan, dan toko serta mal akan ditutup selama seminggu. Jam malam juga sedang diberlakukan.

Ratusan pemilik toko di Dhaka, ibu kota Bangladesh memprotes penutupan tersebut, dengan mengatakan itu akan mempengaruhi bisnis mereka secara tidak proporsional.

Editor : Aron
Sumber : detiknews