China melalui duta besarnya untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Zhang Jun, menyerukan de-eskalasi krisis di Myanmar.

Seruan China itu datang ketika tindakan aparat keamanan Myanmar dalam menanggapi demonstrasi anti-kudeta semakin brutal yang kini dilaporkan telah menewaskan lebih dari 60 orang sejak 1 Februari lalu.

“Sekarang adalah waktunya untuk de-eskalasi. Ini saatnya untuk diplomasi. Ini saatnya untuk dialog,” kata Zhang di New York pada Rabu (10/3).

Pernyataan itu diutarakan Zhang tak lama setelah Dewan Keamanan PBB sepakat mengecam kudeta yang dilakukan junta militer Myanmar.

Para diplomat di markas PBB di New York mengatakan kepada AFP bahwa pernyataan DK PBB itu disetujui dengan suara bulat dan menunjukkan persatuan 15 negara anggota, termasuk China dan Rusia yang selama ini merupakan sekutu dekat Myanmar, dalam merespons kudeta.

“China memang ikut berpartisipasi dalam perumusan pernyataan DK PBB secara konstruktif,” kata Zhang.

“Sangat penting anggota DK PBB memiliki satu suara. Kami berharap pesan DK PBB bisa efektif dalam meredakan situasi di Myanmar,” kata Zhang.

Zhang menekankan bahwa sikap bersahabat China kepada Myanmar itu semata-mata untuk semua kepentingan rakyat di negara Asia Tenggara itu.

“China siap berkomunikasi dengan pihak-pihak terkait dan memainkan peran konstruktif untuk meredakan situasi saat ini (di Myanmar),” ujar Zhang.

Editor : Aron
Sumber : cnnindonesia