Mutasi virus corona varian baru asal Inggris, B117, telah masuk ke Indonesia dan disebut lebih cepat menular.readyviewedVarian ini ditemukan pada dua pekerja migran Indonesia yang pulang ke tanah air.

Berikut fakta penyebaran virus corona varian B117 di Indonesia dan alasan varian ini lebih menular.

Kenapa B117 lebih menular?

Kementerian Kesehatan menyatakan sejumlah studi menunjukkan mutasi virus corona varian B117 memiliki kemampuan penularan yang lebih tinggi.

“Orang yang terinfeksi varian ini tentunya dapat menularkan katanya dalam jumlah yang besar,” kata Sekretaris Jenderal Kemenkes Oscar Primadi dalam acara ‘Sehat Wicara’ yang disiarkan secara daring, Jumat (5/3).

Melansir ABC, saat awal terdeteksi di Inggris, varian baru ini diperkirakan lebih menular 70 persen. Namun, hal ini belum bisa dibuktikan dalam pengujian di laboratorium. Dugaan ini muncul berdasarkan fakta saat itu 60 persen warga yang dites positif Covid-19 terinfeksi oleh virus ini.

Belakangan, sebuah studi model matematika dari para peneliti dari London School if Hygiene and Tropical Medicine menunjukkan tingkat penularan ada di angka 56 persen.

Lantas mengapa virus corona B117 lebih menular? Melansir New York Times, para peneliti mengidentifikasi 8 mutasi pada B117 yang mengubah protein S (spike protein) virus corona. Protein S ini adalah bagian virus yang menempel dan menularkan penyakit ke sel manusia.

Satu mutasi yang menyebabkan virus jadi lebih mudah menular disebut N501Y. Mutasi ini mengubah asam amino dekat dengan puncak tiap protein-S. Perubahan protein-S inilah yang diperkirakan membuat virus lebih mudah menginfeksi sel manusia.

Mutasi N501Y sendiri diperkirakan terjadi juga pada berbagai mutasi yang terjadi pada varian di negara lain seperti Australia, Brazil, Denmark, Jepang, Belanda, Afrika Selatan, dan Amerika Serikat.

Lebih lanjut, Ketua SatgasCovid-19Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban juga menyebut menjelaskan varian virus corona B117 juga menyebabkanproduksi jumlah virus jauh lebih banyak di saluran pernapasan pasien sehingga membuat lebih mudah menular.

Tidak menyebabkan penyakit yang lebih parah

Meski lebih menular, varian ini disebut tidak menyebabkan kondisi penyakit menjadi lebih parah dibandingkan virus sebelum mutasi.

“Tapi kecepatan penularan mutasi ini tidak menyebabkan kondisi pasien menjadi berat,” kata Oscar.

Ketua Pokja Genetik Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (UGM) Gunadi juga menyebut riset pada bulan Desember 2020 menyatakan tak ada kaitan antara varian virus asal Inggris ini dengan derajat keparahan pasien Covid-19.

Tidak pengaruhi efektivitas vaksin

Varian B117 ini juga disebut tidak mempengaruhi efektivitas vaksin yang sudah diproduksi.

“Saya harap sampai saat ini memang belum ada pengaruh efektivitas kerjanya vaksin terhadap virus ini,” kata Oscar.

Gunadi juga menyatakan pendapat yang sama. Gunadi menyebut varian ini tidak berpengaruh secara signifikan terhadap efikasi vaksin.

“Data riset menunjukkan bahwa varian ini tidak berpengaruh secara signifikan terhadap efikasi vaksin yang sudah beredar, Pfizer, Moderna, AstraZeneca, maupun Sinovac,” kata Gunadi.

Namun, jika virus terus bermutasi dan membuat efikasi vaksin berkurang, maka Ahli Biologi Molekuler Ahmad Rusdan Handoyo menyebut bisa dilakukan modifikasi vaksin.

“Tapi tentu data menunjukkan bahwa antibodi yang dibentuk dari vaksinasi masih ada keampuhan,” ujar Ahmad kepada CNNIndonesia.com, Rabu (3/3).

Lebih lanjut, Ahmad menekankan hingga saat ini belum ada vaksin yang dilaporkan tidak ampuh melawan mutasi virus SARS-CoV-2. Dia mengatakan hingga saat ini seluruh vaksin yang ada hanya dilaporkan mengalami penurunan efikasi

Pencegahan

Masyarakat diminta untuk tidak khawatir dengan varian baru B117. Penyebaran varian B117 dan virus Covid-19 dapat dicegah dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Pastikan untuk selalu memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas.

Masuk RI akhir Januari

Sejak pertama kali ditemukan di Inggris, virus corona B117 telah menyebar ke sejumlah negara termasuk Indonesia. Di Indonesia virus ini ditemukan pada dua orang pekerja migran asal Karawang yang pulang ke Indonesia.

Kasus pertama dengan inisial M merupakan warga kecamatan Lemah Abang, tiba di Bandara Soekarno Hatta pada 28 Januari lalu. Kasus kedua A merupakan warga kecamatan Pedes yang mendarat di Bandara Soekarno Hatta pada 31 Januari.

Saat menjalani tes swab PCR di bandara, keduanya dinyatakan positif dan langsung menjalani isolasi di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Jakarta. Setelah hasil negatif, mereka diizinkan pulang pada 12 Februari.

Tracing

Meski sudah dinyatakan negatif, petugas melakukan pemeriksaan pada orang yang kontak erat dengan dua kasus ini.

Petugas melakukan pemeriksaan pada 17 orang yang kontak erat dengan A saat ia pergi dari Jakarta menuju Karawang dan juga Brebes. Orang yang kontak erat dengan M juga diperiksa.

Selain kasus M dan A hingga saat ini belum ditemukan kasus Covid-19 dengan varian B117 lainnya.

Editor : Aron
Sumber : cnnindonesia