Varian ‘hybrid’ virus Corona baru saja ditemukan di California. Disebutkan, varian ini adalah gabungan atau rekombinasi 2 jenis virus Corona, yakni B1117 dari Inggris dan B1429 dari California.

Sebenarnya, apa itu rekombinasi virus dan bagaimana bisa terjadi?

Dikutip dari NewScientist, rekombinasi virus ini ditemukan oleh Bette Korber di Los Alamos National Laboratory, New Mexico. Diduga, virus inilah penyebab sejumlah kasus baru positif COVID-19 di Los Angeles baru-baru ini.

Pasalnya pada beberapa kasus baru tersebut, jenis virus yang menginfeksi disebut resistan terhadap antibodi. Walhasil, virus ini dikhawatirkan lebih berbahaya daripada varian yang ada sebelumnya.

Dilansir National Center for Biotechnology Information (NCBI) Amerika Serikat, virus memang bisa berubah terus-menerus karena mutasi genetik. Perubahan tersebut bisa berupa mutasi dan perubahan genetik besar melalui rekombinasi.

Rekombinasi terjadi ketika virus-virus saling bertukar materi genetik dalam koinfeksi sel inang, kemudian menciptakan jenis virus baru.

Pakar biologi molekuler Ahmad Rusdan Utomo menyebutkan, virus Corona memang bisa mengalami rekombinasi. Mutasi virus baru ini awalnya disebabkan penularan di komunitas, lama kelamaan karena semakin banyak pertemuan, lalu penyebaran virus meluas. Semakin luas virus di banyak orang, semakin besar potensinya bermutasi.

“Adanya rekombinasi bisa saja terjadi ketika ada individu yang mengalami infeksi dengan dua varian berbeda sekaligus,” ujarnya pada detikcom, Kamis (25/2/2021).

Selain itu, mutasi virus ini juga bisa terjadi jika infeksi virus terjadi pada orang dengan sistem imun yang lemah. Semakin lemah imun, semakin mudah virus bermutasi. Misalnya, pada pengidap kanker dan AIDS (Acquired Immono Deficiency Syndrome).

“Nah ketika masuk ke inang yang sistem imunnya lemah, virus leluasa bereplikasi cepat karena tidak ada perlawanan dan variasi virus baru juga bisa muncul,” imbuhnya.

 

Editor : Parna

Sumber : detiknews