PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) melaporkan kinerja keuangannya sepanjang 2020. Hasilnya perusahaan mengalami kerugian yang cukup besar.

Mengutip keterbukaan informasi, Kamis (18/2/2021), perusahaan melaporkan kerugian bersih sebesar Rp 900 miliar. Catatan itu berbanding terbalik dengan capaian di 2019 yang saat itu perseroan mengantongi laba Rp 1,4 triliun.

Sepanjang 2020 perusahaan mengantongi pendapatan bersih sebesar Rp 4,8 triliun. Angka itu turun 52,9% dari 2019 sebesar Rp 10,27 triliun. Sedangkan penjualan kotor turun 52,3% menjadi Rp 8,6 triliun.

Penurunan kinerja keuangan tersebut menurut perusahaan merupakan dampak dari pandemi COVID-19 yang tidak diantisipasi sebelumnya. Sepanjang 2020, Perseroan beroperasi di lingkungan dengan tingkat ketidakpastian yang sangat tinggi.

Di Maret, Matahari Department Store menutup sementara hampir seluruh gerai, dan kemudian membuka kembali secara bertahap di Mei. Di pertengahan September, pembatasan kembali diberlakukan yang mengakibatkan penutupan gerai atau pembatasan jam operasional, juga pembatasan jumlah pelanggan. Matahari memastikan keselamatan seluruh pelanggannya dan karyawannya, dan dengan ketat mengikuti berbagai protokol kesehatan.

Tercatat Matahari menutup 13 gerai format besar sepanjang 2020 yang dianggap tidak menguntungkan. Meskipun perusahaan membuka 3 gerai format besar baru dan mengkonsolidasi bisnis distribusi.

Untuk mengantisipasinya Matahari Department Store meluncurkan inisiatif digital, termasuk situs jaringan baru Matahari.com, beserta aplikasi berbasis Android dan IOS, di samping memperkenalkan saluran penjualan baru.

Perusahaan juga melakukan upaya dengan mengurangi seluruh beban operasional, bernegosiasi dengan pemilik mal untuk pengurangan biaya sewa, serta mengkonsolidasikan seluruh aktivitas Support Centre dalam satu lokasi.

Editor : Aron
Sumber : detik