Pemerintah Inggris ikut mengkritik sikap pemerintah China yang disebut menutupi data tentang virus corona kepada tim penyelidik Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

“Kami turut menyoroti bahwa mereka (tim WHO) bisa bekerja sama secara utuh dan mendapatkan jawaban yang mereka cari, jadi kami akan mendesak supaya mereka mendapatkan akses penuh, mendapatkan seluruh data yang diperlukan dan bisa menjawab pertanyaan yang ada di benak setiap orang terkait wabah itu,” kata Menteri Luar Negeri Inggris, Dominic Raab, seperti dilansir Reuters, Senin (15/2).

Pakar penyakit menular asal Australia, Dominic Dwyer, yang menjadi anggota tim investigasi virus corona WHO di Wuhan menyatakan pemerintah China menolak memberikan seluruh data yang mereka perlukan dalam penyelidikan.

Sementara itu dalam wawancara terpisah dengan stasiun televisi BBC, epidemiolog yang juga anggota tim WHO, John Watson, tidak mempermasalahkan keputusan pemerintah China yang enggan memberikan data mentah penelitian terkait Covid-19.

“Akan menjadi tidak lazim bagi mereka untuk menyerahkan data mentah, tetapi kami juga mendapatkan informasi yang cukup dan bertukar pikiran dengan para pakar dari China,” kata Watson.

Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan, mempertanyakan hasil penyelidikan asal-usul yang dilakukan tim WHO di Wuhan, China.

Dia menyoroti hasil kesimpulan awal penyelidikan WHO ke Wuhan, China, yang gagal menjelaskan asal-usul dan hewan perantara penyebaran Covid-19.

Pemerintah China membantah tuduhan menutupi data virus corona kepada tim penyelidik WHO.

Dalam pernyataan yang disampaikan Kedutaan Besar China di Washington D.C., mereka menyatakan pemerintah AS sudah merusak kerja sama dunia dalam menghadapi Covid-19, dan saat ini malah menuduh negara lain yang mendukung WHO serta lembaga itu.

Dalam pernyataannya, China berharap Amerika Serikat “berpegang teguh pada standar tertinggi, mengambil sikap yang serius, sungguh-sungguh, transparan dan bertanggung jawab, memikul tanggung jawab yang semestinya, mendukung pekerjaan WHO dengan tindakan nyata, dan memberikan kontribusi yang semestinya pada kerja sama internasional terkait COVID-19.”

Para ahli percaya, virus corona SARS-CoV-2 yang berasal dari kelelawar, menular kepada manusia lewat hewan perantara lain. Mereka menduga hewan perantara ini mamalia. Namun, tidak ditemukan bukti hewan mamalia jenis apa yang menjadi perantara Covid-19.

 

Editor : Parna

Sumber : cnnindonesia