Presiden Joko Widodo memprediksi jumlah bayi penderita stunting akan meningkat karena pandemi Covid-19. Dia berkata angka stunting kemungkinan naik pada 2020 dan 2021.

Jokowi menyebut kondisi pandemi akan menyulitkan pemerintah dalam menekan angka stunting. Karenanya, ia meminta pemerintah bekerja lebih keras dalam menangani masalah stunting.

“Angka ini diperkirakan akan naik karena pandemi di 2020 dan saat ini. Jadi target 14 persen di 2024 bukan target enteng,” kata Jokowi dalam pembukaan Rakornas Kemitraan Program Bangga Kencana di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (28/1).

Jokowi menyampaikan jumlah bayi stunting di Indonesia mencapai 27,6 persen di tahun 2019. Angka itu telah ditekan dari tahun 2014 yang mencapai 37 persen.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu optimistis angka stunting bisa dikurangi meski ada pandemi. Menurutnya, hal itu bisa dicapai jika pemerintah serius bekerja.

“Kalau kerja serius, lapangan dikuasai, bekerja sama, berkolaborasi, saya kira penurunan stunting bisa dilakukan secara signifikan,” ujarnya.

Jokowi menunjuk Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk memimpin percepatan penanganan stunting. Jokowi yakin BKKBN mampu karena punya jaringan hingga ke berbagai daerah.

“BKKBN memegang kendali pencegahan stunting mulai saat ini,” tuturnya.

Pemerintahan Presiden Jokowi menyoroti masalah gizi buruk dan stunting jadi dalam beberapa tahun terakhir. Sebab Indonesia menduduki peringkat keempat di dunia soal jumlah bayi stunting.

Pemerintah berupaya menekan angka stunting lewat penggelontoran anggaran negara. Pada 2020, pemerintah menganggarkan Rp27,5 triliun untuk penanganan stunting. Anggaran itu tersebar di 20 instansi pemerintah.

Editor : Aron
Sumber : cnnindonesia