Batuk menerus di malam hari bisa sangat mengganggu waktu istirahat anak. Penyebab batuk di malam hari pada anak bisa bervariasi.

Batuk merupakan gejala medis paling umum yang dialami anak. Batuk bisa terjadi karena berbagai alasan.

“Batuk balita di malam hari dapat disebabkan oleh beberapa faktor,” ujar ahli kesehatan anak, Elizabeth K Johnson, mengutip Mom. Misalnya saja alergi atau pilek kronis. Ada pula post-nasal drip yang dapat memicu batuk saat anak berbaring di tempat tidur.

Selain itu, beberapa anak juga memiliki asma yang bermanifestasi sebagai batuk yang lebih sering terjadi di malam hari. Anak-anak dengan refluks asam lambung juga cenderung mengalami batuk saat berbaring.

Sebagian besar penyebab batuk di malam hari tidak perlu dikhawatirkan. Namun, batuk bisa membuat anak jadi sulit tidur.

Berikut beberapa jenis dan penyebab batuk di malam hari pada anak, mengutip Medical News Today.

1. Batuk post-nassal drip

Beberapa kondisi seperti infeksi dan alergi dapat menyebabkan lendir yang menumpuk atau menetes ke tenggorokan. Kondisi ini dikenal dengan istilah post-nassal drip.

Post-nassal drip merupakan pemicu paling umum batuk di malam hari. Namun, batuk jenis ini biasanya tidak disertai dengan meng.

Membantu anak tidur dalam posisi kepala lebih tinggi dapat mengurangi batuk post-nassal drip. Jika anak sering terbatuk di malam hari dalam waktu-waktu tertentu, seperti kondisi dingin, mungkin mereka mengalami alergi.

2. Batuk croup

Croup paling sering terjadi pada balita usia 6 bulan hingga 3 tahun. Gejalanya berupa batuk yang keras, yang cenderung memburuk pada malam hari.

Batuk jenis ini umumnya disertai dengan beberapa gejala lain seperti kesulitan bernapas, suasa serak, dan demam. Anak laki-laki lebih mungkin terkena croup daripada anak perempuan.

Croup sendiri merupakan peradangan pada laring dan trakea. Kondisi ini terjadi akibat pembengkakan dan peradangan di sekitar pita suara dan batang tenggorokan. Croup bisa disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri.

Ilustrasi Anak TidurIlustrasi. Batuk menerus di malam hari bisa mengganggu waktu istirahat anak. (dagon_/Pixabay)

3. Batuk rejan

Gejala khas batuk rejan adalah munculnya rasa terengah-engah setelah batuk. Saat anak yang tak memiliki kekebalan terhadap batuk rejan tertular infeksi, serangan batuk akan semakin intens.

Batuk rejan juga biasa diiringi oleh muntah pada anak. Batuk jenis ini bisa berbahaya bagi anak.

Infeksi bakteri adalah penyebab utama batuk rejan. Pastikan anak mendapatkan asupan cairan yang cukup.

4. Batuk disertai mengi

Batuk yang disertai mengi biasa terjadi pada anak yang menderita asma. Gejala lain yang mengiringi di antaranya sesak napas, napas cepat, dan sering pilek.

5. Batuk disertai muntah

Batuk pada malam hari yang disertai muntah bisa sangat meresahkan anak dan orang tua.

Terkadang, gejala ini disebabkan oleh anak-anak yang tak mampu mengeluarkan lendir secara efektif. Muntah menjadi cara tubuh anak untuk membersihkannya.

Namun, dalam kondisi yang lebih serius, batuk yang disertai muntah bisa mengindikasikan asma atau pneumonia. Pada pneumonia, batuk biasanya disertai dengan napas cepat, tubuh terasa panas dingin, dada sesak, demam, dan kelelahan.

Bawa segera ke dokter jika anak mengalami beberapa gejala di atas.

Editor : Aron
Sumber : cnnindonesia