Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperbarui pedoman tatalaksana Covid-19. Terdapat sejumlah poin penting dalam pedoman klinis baru WHO untuk pasien Covid-19 ini. Salah satunya adalah rekomendasi WHO untuk pulse oximeter.

Dokumen pedoman klinis ini merupakan pembaruan dari pedoman sementara yang diterbitkan WHO dengan judul Clinical management of COVID-19: interim guidance, Penatalaksanaan Klinis Covid-19: pedoman sementara). Panduan ini terbit pada 27 Mei 2020 lalu.

Kini, pedoman klinis baru berjudul Covid-19 Clinical management: Living Guidance (Covid-19 Penatalaksanaan Klinis: Pedoman hidup).

WHO menyebut pedoman ini memberikan panduan yang komprehensif dan holistik untuk perawatan pasien Covid-19.

“Penatalaksanaan klinis Covid-19 versi sebelumnya memberikan rekomendasi yang dapat diterapkan saat merawat pasien. Pedoman yang sekarang juga mencakup Pernyataan Praktik Terbaik tentang merawat pasien Covid-19 setelah penyakit akut mereka dan lima rekomendasi baru,” tulis WHO.

Lima rekomendasi WHO itu meliputi:
1. Rekomendasi penilaian klinis,
2. Rekomendasi penggunaan pulse oxymeter (oksimeter),
3. Rekomendasi penggunaan posisi terjaga atau awake prone positioning untuk gejala parah,
4. Rekomendasi untuk dosis antikoagulan tromboprofilaksis, dan
5. Rekomendasi untuk penggunaan paket perawatan.

Secara rinci, WHO menyarankan penggunaan antikoagulan dosis rendah untuk mencegah pembekuan darah pada pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit.

“Kami menyarankan penggunaan dosis yang lebih rendah daripada dosis yang lebih tinggi karena dosis yang lebih tinggi dapat menyebabkan masalah lain, ” kata juru bicara WHO Margaret Harris dalam temu media, dikutip dari Global News.

WHO juga menyatakan pasien Covid-19 yang dirawat di rumah harus menggunakan oksimeter nadi. Alat pengukur kadar oksigen itu dapat membantu mengidentifikasi kondisi kesehatan kesehatan seseorang di rumah dan tahu kapan harus dibawa ke rumah sakit.

Pada pasien Covid-19, oksimeter akan membantu pemantauan kadar oksigen. Dengan begitu dapat dilakukan deteksi dini saat level oksigen pasien menurun.
Alat pengukur kadar oksigen tersebut biasanya berukuran kecil dan mudah dibawa. Oximeter dipasang di ujung jari, lalu seberapa baik oksigen mengikat sel darah merah Anda akan diukur.

Angka pada oksimeter akan menunjukkan kisaran 95-100 persen ketika seseorang dalam kondisi sehat.

Pulse oxiemeter umumnya digunakan untuk mengecek kadar oksigen pada pasien Covid-19untuk mencegah terjadinya happy hypoxia yang bisa mengancam nyawa. Namun, bukan berarti oximeter bisa digunakan begitu saja untuk mendeteksi keberadaan virus.

Editor : Aron
Sumber : cnnindonesia