Di tengah riuh rendah Monstera, Philodendron, Aglonema, dan Calathea, tersiar kabar ada jenis tanaman hias baru yang siap bersaing di pasaran. Hanya dalam hitungan bulan, Alocasia Jacklyn sp. Sulawesi sudah terbilang langka di Indonesia, negara asalnya.

Pegiat sekaligus pakar tanaman hias, Noldy Topan menuturkan, Alocasia Jacklyn baru sekitar tiga bulan yang lalu ditemukan di perbatasan antara Gorontalo dan Manado, Sulawesi Utara. Butuh waktu sekitar dua jam perjalanan dari Gorontalo ke habitat asli Alocasia jacklyn yang berbentuk pegunungan dan hutan.

“Ini Aroid [Aroideae] asli Indonesia, enggak ada di negara lain,” kata Noldy saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (26/1).

Aroideae atau akrab disebut Aroid merupakan ‘keluarga’ dari Araceae. Sedangkan genusnya ada beragam termasuk Alocasia, Aglaonema, Caladium, Philodendron, juga Syngonium. Kebanyakan keluarga Aroid, kata Noldy, berasal dari Amerika Latin.

Sedangkan Alocasia Jacklyn jadi spesies asli Indonesia. Nama ‘Jacklyn’ sendiri diambil dari nama pecinta tanaman hias asal Australia. Perempuan ini, kata Noldy, merupakan orang pertama yang mempopulerkan Alocasia Jacklyn.

Hingga saat ini, penamaan Alocasia Jacklyn sendiri masih menjadi perdebatan. Pasalnya, warga di lokasi penemuan tanaman kurang setuju dengan penamaan tersebut. Bahkan mereka sempat meminta Noldy untuk mencarikan nama lain yang lebih bagus. Namun, apa mau dikata, nama ‘Jacklyn’ terlanjur dikenal di kalangan penghobi tanaman hias.

Jacklyn pula yang mempertemukan Noldy dengan tanaman ini pertama kali. Saat itu, dia membeli sekitar 20 pohon sebelum akhirnya melacak dan menemukan lokasi habitatnya.

“Waktu pertama dia jual Rp2juta sepohon, yah, paling ukuran dua jengkal. Untung enggak ambil banyak. Seminggu kemudian saya tahu lokasinya, itu kampung bapak saya. Saya minta lacak, ketemu, ya, sudah agen saya langsung ke lokasi,” ujar Noldy.

Noldy memprediksi, Alocasia Jacklyn bakal memiliki masa depan yang bagus layaknya tanaman hias yang akhir-akhir ini sedang ramai dibicarakan.

Sejauh ini, permintaan untuk Alocasia Jacklyn ramai datang dari Amerika Serikat dan Thailand. Noldy mematok harga ekspor sekitar Rp2-3 juta per pohon dengan 2-3 lembar daun. Untuk ukuran kecil, biasanya tanaman dijual dengan harga Rp1 juta.

Bila diperhatikan, keindahan tanaman terletak pada daunnya yang memiliki serat berwarna hitam. Daun berwarna hijau dengan gradasi hijau tua. Saat disentuh, Anda akan merasakan bulu-bulu halus di permukaan daun. Ciri khas ini, kata Noldy, tidak ditemukan di spesies Alocasia lain.

Sementara untuk urusan perawatan, Noldy mengatakan, tak jauh berbeda dengan sesama Alocasia lainnya. Tanaman ini cocok untuk disimpan di dalam ruangan atau lokasi yang tidak terkena sinar matahari langsung.

Noldy sendiri punya pengalaman menarik saat pertama kali merawat Alocasia Jacklyn yang baru saja diambil dari habitatnya. Dari sekitar 150 pohon yang dibeli, sebanyak 70 persen di antaranya mati.

“Enggak tahu dia maunya gimana, kirain sama kayak di Kalimantan punya. Ternyata kalau masih baru dicabut dari alam, enggak bisa main tanam saja. Dia maunya di tempat adem, karena habitat aslinya dingin, ketinggian 800 mdpl,” jelasnya.

 

Editor : Parna

Sumber : cnnindonesia