Pemerintah Taiwan akan mengkarantina sekitar 5000 penduduk akibat terjadi klaster infeksi domestik virus corona (Covid-19) yang ditemukan di sebuah rumah sakit.

Menteri Kesehatan Taiwan, Chen Shih-chung, pada Minggu (24/1) pekan lalu mengatakan lebih dari 5 ribu orang akan menjalani karantina selama dua pekan.

Lebih lanjut, kata dia, pihaknya akan menambah jumlah orang yang harus dikarantina di rumah karena mereka mungkin sempat melakukan kontak dengan pasien dari klaster rumah sakit.

Dia menyebutkan angka ini melonjak tajam dibandingkan jumlah yang saat ini berada dalam karantina, yakni sekitar 1.300 orang.

Sejak 12 Januari, Taiwan menangani sejumlah penularan kasus Covid-19 sporadis yang berasal dari penularan domestik rumah sakit. Tercatat ada 15 pasien penderita Covid-19 yang sedang dirawat di rumah sakit di kota Taoyuan.

Kemunculan klaster tersebut membuat pemerintah setempat ketakutan, sehingga mereka membatalkan banyak acara berskala besar terkait dengan Tahun Baru Imlek yang akan diperingati tidak lama lagi.

Dilansir Reuters, pemerintah Taiwan memeriksa semua orang yang dikarantina sekaligus juga mengumumkan temuan kasus baru.

Sejauh ini, Taiwan berhasil mengendalikan pandemi dengan baik berkat inisiatif pencegahan yang efektif. Negara itu memiliki sistem yang baik untuk melacak kontak erat dari kasus yang dikonfirmasi, serta jaringan pemantauan elektronik untuk memastikan orang-orang yang sedang dalam karantina tetap tinggal di rumah.

Hingga saat ini, total kasus Covid-19 di Taiwan berjumlah 889 orang dengan 7 kematian. Sementara itu 787 pasien dinyatakan pulih.

Editor : Aron
Sumber : cnnindonesia