Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengomentari sikap rasisme yang diterima salah satu tokoh PapuaNatalius Pigai.

Pigai mendapat serangan rasial dari Ambrocius Nababan saat mantan Komisioner Komnas HAM itu menyatakan menolak vaksin sinovac. Ambrocius lantas mengejek Pigai, menyamakannya dengan hewan gorila serta kadal guru.

Mahfud melalui akun twitter resmi miliknya @mohmahfudmd, mengingatkan agar tak ada yang menghina seseorang dengan cacian bahkan dengan gambar hewan.

Kata Mahfud, alih-alih ikut berkomentar akan lebih baik jika pernyataan yang berseberangan itu didiamkan saja. Mahfud bahkan mengutip salah satu pernyataan dalam bahasa Arab.

“Diamkan saja, Ada ungkapan, “tarkul jawaab alal jaahil jawaabun”, “Tidak menjawab statement atau tudingan orang dungu adalah jawaban terhadap orang dungu tersebut,” kata Mahfud.

Pigai sendiri telah memberi pernyataan terkait sikap rasisme yang dia terima. Menurutnya, rasisme memang dipelihara bahkan terdapat di tubuh pemerintah Indonesia itu sendiri.

Bahkan kata dia, pembantaian dan pembunuhan yang terjadi di tanah Papua didasari sikap rasisme. Menurutnya, sikap rasisme semakin masif terjadi di era pemerintahan Joko Widodo.

“Kita harus hapuskan sikap rasisme. Negara memelihara dan mengelola rasisme sebagai alat pemukul tiap orang yang berseberangan dengan kekuasaan,” kata Pigai saat dihubungi CNNIndonesia.com.

Lebih jauh Pigai juga mengingatkan potensi konflik rasial di Papua.

“Orang Papua tidak akan pernah bisa hidup nyaman dengan bangsa rasialis. Jakarta harus buka kran demokrasi dengan Rakyat Papua. Kalau tidak maka saya khawatir instabilitas bisa terjadi karena konflik rasial di Papua. Saya orang pembela kemanusiaan berkewajiban moral untuk ingatkan,” kata Pigai.

Editor : Aron
Sumber : cnnindonesia