Buang angin, atau yang biasa dikenal sebagai kentut, adalah aktivitas yang wajar dalam keseharian hidup kita. Saking wajarnya, seperti bernafas, kebanyakan orang tidak menghitung berapa kali mereka sudah kentut dalam waktu 24 jam terakhir.
Lalu, berapa kali sih manusia biasanya kentut dalam sehari? Jika kamu mengingat kapan terakhir kali kamu kentut, mungkin kamu berpikir kalau jawabannya dapat dihitung dengan jari.
Namun, faktanya orang yang sehat bisa kentut belasan, atau bahkan puluhan kali dalam sehari.
“Dari apa yang saya temukan, 10 kali sehari adalah normal untuk kentut,” kata Beth Mallard, dosen fisiologi di NUI Galway, dikutip dari The Irish Time. “Hingga dua kali dari itu bisa dianggap normal, dengan rentang volume yang besar juga.”
Senada dengan Mallard, menurut konsultan gastroenterologi dari Rumah Sakit Gleneagles di Singapura, Gwee Kok Ann, orang sehat umumnya kentut 15-23 kali sehari. “Umumnya orang-orang baru merasakan peningkatan jika kentut dua kali lipat dari rata-rata biasanya,” katanya kepada Channel News Asia.
Frekuensi orang kentut dalam sehari sebenarnya tergantung pada pola makan (diet) orang tersebut. Batas wajar kentut dalam sehari juga berbeda-beda menurut ahli. Menurut National Health Service, misalnya, rata-rata orang kentut sebanyak 15 kali sehari. Adapun menurut organisasi amal kesehatan pencernaan Guts di Inggris, kentut sampai 40 kali sehari masih bisa dibilang wajar.
Menanggapi variasi jumlah kentut yang normal dalam sehari, Rehan Haidry, seorang konsultan gastroenterologi di The London Clinic, mengatakan kalau yang perlu diperhatikan adalah apakah kentut itu bau dan menyakitkan atau tidak.
“Frekuensi tidak begitu penting,” ucap Haidry kepada Daily Mail. “Tapi jika sangat bau dan disertai kembung dan nyeri di perut, itu mengkhawatirkan.”

Apa itu kentut dan bagaimana prosesnya?

Kentut sendiri adalah adalah pelepasan gas dari usus. Ia terbentuk sebagai hasil dari proses tubuh kita mencerna makanan.
Gas pembentuk kentut sebenarnya dapat ditemukan di seluruh saluran pencernaan, termasuk lambung, usus kecil, usus besar, dan rektum. Sebelum terkumpul di tubuh dan menumpuk, gas di tubuh kita biasanya hadir karena menelan udara seperti minum soda atau proses mengunyah, pertumbuhan bakteri di usus, dan karbohidrat yang tak dicerna seutuhnya.
“Ada banyak karbohidrat yang kita konsumsi–terutama terdapat dalam sayuran, biji-bijian, dan buah–yang tubuh kita tidak memiliki enzim yang diperlukan untuk mencerna,” jelas Purna Kashyap, ahli gastroenterologi di Mayo Clinic yang mempelajari mikrobioma usus, kepada Vox.
“Ini berakhir di usus besar, di mana mikroba mengunyahnya dan menggunakannya untuk energi, melalui proses fermentasi. Sebagai produk sampingan, mereka menghasilkan gas.”
Ketika sudah menumpuk, gas di tubuh harus keluar. Hasilnya bisa jadi kentut, atau dalam kasus lain menjadi perut kembung.

Komposisi kentut: mengapa bisa bau?

Sejatinya sebagian besar gas kentut terbuat dari nitrogen dan karbon dioksida yang memang banyak ditemukan di udara.
Menurut ThougtCo serta banyak sumber media lainnya, biasanya komposisi kimia gas kentut mengandung sekitar 20-90 persen nitrogen, 0-50 persen hidrogen, 10-30 persen karbon dioksida, 0-10 persen oksigen dan 0-10 persen metana.
Idealnya, Berapa Kali Orang Bisa Kentut dalam Sehari?   (2)
Pria Prancis Ini Bisa Ubah Bau Kentut Jadi Wangi Mawar & Cokelat. Foto: Shutterstock
Selain dari biokimia, bakteria dan makanan, penyebab buang angin seseorang juga berpengaruh terhadap komposisi gas tersebut. Jika buang angin terjadi karena terlalu banyak menelan udara, komposisi kimia kentut yang dihasilkan akan lebih banyak didominasi oleh zat yang sama dengan udara kita seperti nitrogen dan oksigen.
Lalu, bagaimana dengan kentut yang bau? Bagaimana mereka bisa terbentuk dan berbeda dengan kentut yang tidak bau?
Pada dasarnya, ada sejumlah alasan mengapa kentut punya bau tidak sedap. Dalam kebanyakan kasus, kentut berbau busuk disebabkan oleh makanan dan diet yang tidak seimbang.
Menurut Daphne Ang, seorang konsultan senior di Departemen Gastroenterologi dan Hepatologi Rumah Sakit Umum Changi Singapura, kacang dan lentil sumber utama karbohidrat seperti sayuran seperti brokoli, kembang kol, kubis, kubis Brussel, dan bawang bisa meningkatkan bau di kentut seseorang. Sebab, tak hanya kandungan karbohidratnya lebih sulit dicerna tubuh, mereka mengandung sulfur yang tinggi, membuat gas kentut kamu jadi bau.
“Diet tinggi protein, yang merupakan mode umum akhir-akhir ini, juga dapat dikaitkan dengan bau,” katanya kepada Channel News Asia.
“Ini karena protein dicerna pada kecepatan yang jauh lebih lambat daripada karbohidrat. Saat bakteri memfermentasi protein di usus besar, nitrogen diproduksi dan menghasilkan bau.”
Editor : Parna
Sumber : kumparan