Bank Indonesia (BI) mencatat industri manufaktur di Indonesia membaik pada kuartal IV 2020. Hal itu tercermin melalui Prompt Manufacturing Index (PMI) BI sebesar 47,29 persen di pengujung tahun lalu.

Direktur Eksekutif sekaligus Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengungkapkan PMI-BI meningkat dari 44,91 persen pada kuartal III 2020. Begitu juga apabila dibandingkan dengan kuartal II yang sebesar 28,55 persen.

“Perbaikan terjadi pada hampir seluruh komponen pembentuk PMI-BI, terutama volume produksi ditopang oleh penerimaan barang input yang lebih cepat, serta jumlah tenaga kerja,” ungkap Erwin dalam keterangan resmi, Rabu (13/1).

Secara sektoral, mayoritas subsektor mencatat perbaikan kinerja pada kuartal IV 2020. Khususnya, subsektor logam dasar besi dan baja, serta subsektor pupuk, kimia, dan barang dari karet.

Perbaikan juga ditopang oleh meningkatnya kinerja industri pengolahan di subsektor kertas dan barang cetakan. Ketiga subsektor ini sudah berada pada fase ekspansi.

Untuk kuartal I 2021, bank sentral memperkirakan PMI-BI akan mencapai kisaran 51,14 persen. Artinya, ada potensi kinerja industri pengolahan meningkat lagi pada awal tahun.

Erwin mengungkapkan proyeksi peningkatan ini didorong oleh komponen volume total pesanan, volume persediaan barang jadi, dan volume produksi yang berada pada fase ekspansi. Pada periode itu beberapa subsektor diperkirakan mencapai fase ekspansi.

Misalnya, subsektor makanan, minuman dan tembakau, subsektor semen dan barang galian non logam, subsektor pupuk, kimia, dan barang dari karet, serta subsektor kertas dan barang cetakan.

Editor : Aron
Sumber : cnnindonesia